SAWARNA, BANPOS – Akibat lama tidak diperbaiki sejak jebol setahun lalu, Bendungan Ciburial yang mengairi persawahan seluas 80 Hektar di Desa Sawarna Kecamatan Bayah, warga pemilik lahan di Blok Leles Desa Sawarna akhirnya melakukan gotong royong dengan membuat tanggul sementara untuk membendung air agar bisa mengairi persawahan mereka.
Ratusan warga dengan semangat membuat bendungan darurat dengan material batu, kayu dan tumpukan karung berisi pasir yang ditutupi terpal. Upaya ini dilakukan agar air tidak mengalir percuma sehingga tak bisa dimanfaatkan untuk persawahan dan hajat hidup warga.
Salah seorang warga petani setempat Makrudin (58) mengatakan, sejak terjadinya banjir bandang di Tahun 2021 sampai sekarang kondisi bendungan itu belum ada penanganan dari pemerintah.
“Saya berharap pada ibu Bupati Lebak dan dinas terkait segera membangun bendungan Ciburial ini. Sejak terjadinya banjir bandang di Tahun 2021 sampai sekarang belum ada penangan dari pemerintah untuk antisipasi kekeringan karena pasokan air tidak ada,” ujarnya kepada BANPOS.
Menurutnya, jika bendungan itu dibiarkan jebol, air akan terbuang sia-sia dan persawahan mereka mati produksi karena tidak teraliri air.
“Sekarang sudah memasuki masa tanam kembali, tapi bendungan Ciburial belum juga ada perbaikan. Saya mohon pihak terkait segera membangun bendungan itu, sebab bila ini tak kunjung dibangun maka kekeringan akan terjadi di blok Cileles dan nantinya akan mempengaruhi hasil produksi hasil tanam padi di Sawarna. Sekali lagi saya mohon agar pembangunan bisa dilakukan,” ungkap Makrudin.
Pemilik sawah di blok Leles lainnya, Dedi menambahkan fungsi irigasi tersebut juga sangat dibutuhkan oleh warga sehari-hari.
“Iya, sawah kami di blok Leles tergantung pada irigasi tersebut, dimana bukan cuma hanya sawah yang kekeringan tapi kolam ikan, dan kebutuhan air untuk kebutuhan warga pun terganggu. Air dari bendungan ini sangat dibutuhkan sebagian warga Sawarna,” kata Dedi.
Kepala Desa (Kades) Sawarna, Iwa Sungkawa menyebut, pihak desa sudah melakukan upaya untuk membuat tanggul sementara agar bisa mengalirkan air ke sawah di blok Cileles.
“Kami sudah berupaya dengan masyarakat melakukan gotong royong membuat tanggul kayu dengan memakai terpal agar air bisa teralirkan, tapi itu cuma hanya penanggulangan sementara dan kekuatannya tak bisa bertahan lama, udah beberapa kali kita lakukan tapi jebol terus. Saya harapkan ibu bupati dan dinas terkait segera melakukan perbaikan bendungan Ciburial itu, karena akan berdampak pada ketahanan pangan di wilayah kami,” ujar Iwa.
Pihaknya sudah melaporkan kondisi tersebut ke dinas terkait dan sudah pernah ditinjau. Kata Iwa, bahwa keberadaan air bendungan Ciburial itu bukan hanya untuk persawahan tapi juga untuk kebutuhan vital warga.
“Sejak awal terjadi bencana kita laporkan dan sudah sampaikan ke dinas terkait, bahkan pernah ditinjau langsung oleh UPTD terkait ke lokasi. Terus terang kalau dengan swadaya saja sulit membangun bendungan itu. karena ini memerlukan anggaran besar. Kami pihak desa hanya mampu melakukan penanggulangan sementara saja. Terus terang, bendungan Ciburial ini bukan cuma untuk sawah saja, air dari sana biasa dipakai masyarakat dua kampung untuk nyuci dan mandi,” papar Iwa.(WDO/PBN)
Discussion about this post