“McDonald’s memiliki sebagian besar restorannya di Rusia. Ini berarti, ada bisnis kaya aset untuk dijual. Namun, mengingat kondisi penjualan, tantangan keuangan yang dihadapi oleh calon pembeli Rusia, dan fakta bahwa McDonald’s tidak akan melisensikan nama merek atau identitasnya, tidak mungkin harga jual akan mendekati nilai buku pra-invasi,” jelas Saunders.
Dalam laporan pendapatan terbarunya, McDonald’s mengatakan, keputusan menutup restoran di Rusia telah menelan biaya 127 juta dolar AS (Rp 1,86 triliun) pada kuartal terakhir. Sebanyak 27 juta dolar AS (Rp 395,34 miliar) di antaranya merupakan biaya staf, pembayaran sewa dan persediaan. Sementara 100 juta dolar AS (Rp 1,46 triliun) sisanya, berasal dari makanan dan barang-barang lain yang harus dibuang.
Dokumen investor pada akhir tahun lalu menyebut, McDonald’s memiliki 847 restoran di Rusia. Bersama dengan 108 resto lainnya di Ukraina, mereka menyumbang 9 persen dari pendapatan perusahaan pada tahun 2021. [RM.ID]
Discussion about this post