Peringatan Hari Kemenangan atau Victory Day 9 Mei lalu bertepatan dengan hari ke-75 serangan Rusia ke Ukraina. Tidak ada tanda-tanda pasukan Negeri Beruang Putih menghentikan perang. Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengaku sedih dengan kondisi ini.
Dalam jumpa pers virtual, Senin (9/5), Dubes Hamianin menyampaikan uneg-uneg mengenai propaganda Rusia. Ia mengaku ngeri karena propaganda Moskow tidak jauh beda ketika Perang Dunia II. Ini mirip dengan dengan tantangan yang dihadapi Uni Soviet ketika Adolf Hitler menginvasi pada 1941. Namun Soviet saat itu menang dalam pertempuran tersebut. Kemenangan itu diperingati sebagai Victory Day.
“Ini merupakan tragedi, bukan hanya untuk Ukraina, tetapi juga tragedi bagi dunia,” tegasnya.
Rusia disebut terus mengkampanyekan bahwa pasukannya telah membantu dan menyelamatkan jutaan orang selama Perang Dunia II.
Klaim sepihak Rusia itu, menurut Haminain, juga diterapkan untuk mendulang dukungan dari masyarakat internasional terkait invasi Rusia ke Ukraina.
“Hingga saat ini Rusia tidak memiliki itikad baik untuk segera mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Saya tidak pernah berpikir mereka memiliki kemampuan untuk bernegosiasi,” tutur Hamianin.
“Hanya masalah waktu ketika Rusia dikalahkan dan kapan mereka menyerah. Koalisi anti perang telah dibuat. Ini adalah koalisi global melawan perang, melawan Perang Dunia Ketiga,” lanjutnya.
Dia menyebut, Rusia tidak berhenti melakukan operasi di Zona Operasional Timur untuk membangun kontrol penuh atas wilayah Donetsk dan Luhansk. Rusia juga mempertahankan koridor darat dengan Crimea.
“Unit-unit tertentu dari Angkatan Bersenjata federasi Rusia terus melakukan tugas untuk menutupi perbatasan Ukraina-Rusia di wilayah Bryansk dan Kursk,” ujarnya.
Dubes Hamianin menambahkan, saat ini Rusia masih terus menggempur Ukraina via udara. Hal itu dilakukan untuk mengintai posisi pasukan Ukraina.
“Ini harus segera dihentikan sebelum Ukraina benar-benar rata dengan tanah,” tandasnya.[RM.ID]
Discussion about this post