Kata dia, forum G20 memang harus digunakan sebagai arena untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Karena itu, sebagai jalan tengah, sebaiknya Ukraina yang bukan anggota G20, juga diundang dalam forum tersebut.
“Sebagai Ketua G20, adalah kewajiban bagi Indonesia untuk secara persuasif membuat alasan, mengapa KTT mendatang di Bali memberikan kesempatan berharga untuk menempatkan diplomasi di garis depan, dalam mengakhiri konflik di Ukraina dan untuk mengatasi dampak ekonominya,” kata Marty, dikutip dari Sydney Morning Herald, kemarin.
Agar tujuan tersebut tercapai, lanjutnya, semua anggota G20 harus setuju untuk hadir dan menjadi bagian dari solusi.
“Namun, untuk meningkatkan kemungkinan kemajuan dan pada prinsipnya, upaya semacam itu memerlukan penyertaan Ukraina dalam pembicaraan,” ujarnya.
Presiden AS, Joe Biden memang dari jauh-jauh hari ingin Indonesia mengundang Ukraina. Namun, Indonesia belum setuju.
Jubir Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan, keputusan tidak akan dibuat, sampai konsultasi diselesaikan dengan anggota lain.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi pekan ini berada di Eropa untuk menjajaki rekan-rekan G20 tentang keterlibatan Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, tidak ada gunanya mengundang Ukraina ke KTT G20. [BCG/RM.ID]
Discussion about this post