Sejumlah pengamat memperingatkan, dengan keunggulannya tiga pekan jelang pilpres, berpotensi menyebabkan masalah. Mulai dari proses hukum yang diprediksi akan panjang, hingga aksi kekerasan. Terutama jika Bongbong kalah.
Carmel Abao, asisten profesor di Universitas Ateneo de Manila, Filipina mengatakan, ini adalah masalah integritas pemilu. Dan itu tergantung pada bagaimana para pemimpin, aktor politik, akan melunakkan pendukungnya.
“Itu tergantung pada siapa yang akan melewati tantangan ini. Apakah akan ada kerusuhan? Saya tidak yakin,” kata Abao.
Dia menambahkan, mungkin akan ada rasa frustrasi yang sangat mendalam. “Tapi, apakah itu akan mengarah ke sana, tergantung pada pelaksanaan pemilihan itu sendiri,” jelasnya.
Jika Bongbong menang, itu akan dipandang sebagai kebangkitan politik keluarga Marcos setelah lebih dari 30 tahun, gerakan People Power yang didukung militer memaksa mereka melarikan diri pada tahun 1986.
E-Paper BANPOS Terbaru
Sejak kembali dari pengasingan pada tahun 1992, keluarga Marcos telah menggambarkan diri mereka sebagai korban ketidakadilan. Mereka mengklaim, bahwa pemerintahan brutal selama dua dekade dari Marcos Sr adalah zaman keemasan perdamaian dan kemakmuran. Selama enam tahun terakhir, narasi itu terus digembar-gemborkan di media sosial. [PYB/RM.ID]