“Kami akan terus mengikuti situasi itu karena kasus terus muncul sehingga kami dapat memahami sifat kasus, status vaksinasi yang mendasari dan komponen lain di sana,” kata O’Brien, saat konferensi pers, di Jenewa, Swiss, kemarin.
Sedangkan Ketua Kelompok Penasehat Strategis WHO untuk Imunisasi Alejandro Cravioto mengatakan, penting untuk melihat apakah lockdown tersebut efektif. Termasuk juga vaksin Covid-19 yang digunakan China dalam menahan wabah terbaru Omicron BA.2.
“Sampai kami benar-benar melihat data yang keluar, kami tidak akan dapat memberikan komentar lebih lanjut,” jelasnya.
China tengah berjuang melawan wabah Covid terburuk sejak virus itu ditemukan di Wuhan lebih dari dua tahun lalu. Meskipun rendah berdasarkan beban kasus global, ini merupakan salah satu rekor kasus tertinggi yang dialami negara itu.
Sejumlah wilayah menjadi pusat penyebaran, termasuk pusat keuangan Shanghai. Kemarin, China juga memperketat pembatasan Covid-19 di Kota Guangzhou, Ibu Kota Provinsi Guangdong, wilayah padat pusat industri manufaktur.
E-Paper BANPOS Terbaru
Langkah ini dilakukan setelah kota itu melaporkan 27 kasus Covid-19 baru, termasuk 9 tanpa gejala, Minggu (10/4). Kota itu juga menutup kelas tatap muka untuk sekolah dasar dan menengah pada Senin (11/4). Hal itu akan diberlakukan selama sepekan.
Vaksin Covid yang sudah diberikan di China telah diperbarui untuk memerangi Omicron dan strain lainnya. Rata-rata vaksin yang dibuat dan digunakan negara itu seperti Sinovac, Sinopharm dan CanSino. Menurut Our World In Data, per 5 April 2022, 88,5 persen populasi China telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid. [DAY/RM.ID]