Demi menggeber kebijakan nol Covid-19, China mengerahkan 2 ribu tentara dan 10 ribu tenaga medis. Hal ini demi membantu tes Covid-19 massal terhadap sekitar 26 juta warga di Kota Shanghai, kemarin. Aksi ini merupakan respons terbesar Pemerintah China dalam mengatasi penyebaran Covid-19.
Dilansir Reuters, China merekrut tim medis militer dari berbagai lini. Mulai dari tentara Angkatan Darat hingga Angkatan Laut. Tindakan ini mengalahkan respons terbesar China sebelumnya, kala mereka mengirimkan lebih dari 4.000 tentara medis ke Provinsi Hubei, yang menaungi Kota Wuhan, tempat virus Corona pertama ditemukan.
Shanghai merupakan salah satu kota di China yang kini mengalami lonjakan kasus Covid19. Ketika China menerapkan strategi nol Covid, mereka pun langsung menggelar tes massal di kota tersebut.
Beberapa warga diimbau untuk bangun subuh agar bisa melakukan tes Covid-19 di kompleks perumahan mereka. Menuruti imbauan Pemerintah, sejumlah warga terlihat mengantre tes masih menggunakan piyama.
Akibat lonjakan kasus Covid19 ini, Shanghai juga menerapkan penguncian wilayah (lockdown) dua tahap sejak pekan lalu. Per Minggu (3/4), kota itu mencatat 8.581 kasus Covid-19 tanpa gejala dan 425 kasus bergejala. Angka ini meningkat drastis dibanding Januari lalu. Kala itu,kasus Covid di China tak pernah menyentuh angka seribu.
E-Paper BANPOS Terbaru
Dibanding kasus Covid-19 dunia, penyebaran virus Corona di China masih tergolong rendah. Meski demikian, Beijing tetap ketat menjalankan tes Covid-19, pelacakan, serta karantina kepada pasien positif dan kontak erat. Strategi ini menuai kritik. Banyak warga mengeluhkan fasilitas karantina yang jorok. Juga, kesulitan mengamankan pasokan makanan dan bantuan medis.
Namun, Presiden China Xi Jinping bersikeras kebijakan ini tetap berjalan. Pada Sabtu (2/4), Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan yang berkunjung ke Shanghai, mendesak kota itu membuat langkah tegas dan cepat untuk meredam pandemi.
“Tindakan tegas harus diambil untuk mengembalikan situasi dan kembali menjalankan kegiatan seperti biasa,” ujar Xi dikutip media China, Xinhua, kemarin.