Indikator terjadinya penularan virus Corona terus dipantau oleh Satgas Penanganan Covid-19. Supaya, momen Ramadan hingga Lebaran tidak terjadi lonjakan kasus.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, penularan Covid pada periode Ramadan harus ditekan semaksimal mungkin. Apalagi, saat ini memasuki transisi kegiatan masyarakat yang aman dan produktif.
“Setidaknya ada tiga indikator yang harus kita tekan,” kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) ini.
Wiku merinci indikator tersebut. Pertama, angka reproduksi virus (Rt) harus ditekan. Untuk diketahui, Rt adalah pengukuran epidemiologis yang menggambarkan potensi penularan virus di tengah masyarakat.
Kabar baiknya, lanjut Wiku, angka Rt menurun dibandingkan 10 Maret 2021. Per 24 Maret 2022, penurunannya terjadi di seluruh pulau besar di Indonesia. Terbesar di Nusa Tenggara, dari angka 1,14 ke 1,01.
“Mencermati ini, angka Rt senantiasa harus ditekan hingga di bawah 1 dengan tidak memberi celah penularan sekecil mungkin,” tandas Wiku.
Kata Wiku, cara paling mudah, murah, dan efektif menekan Rt adalah dengan disiplin memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Terutama harus dilakukan pada pulau yang menjadi asal dan tujuan mudik, seperti Jawa dan Sumatera.
“Sehingga, semakin rendah potensi penularan, maka semakin rendah pula angka Rt,” jelas dia.
Indikator kedua, lanjut Wiku, angka positivity rate yang harus tetap rendah saat tes Covid-19 meningkat. Saat ini, angka positivity rate nasional sebesar 5,20 persen dibandingkan pekan lalu sebesar 8,81 persen.
“Angka ini sudah turun drastis dari puncak Omicron yang mencapai 17 persen,” ujar Wiku.
Sayangnya, jumlah orang yang diperiksa dari hasil tes antigen maupun Polymerase Chain Reaction (PCR) menurun. Hanya 700 ribu orang yang melakukan tes pada pekan ini. Sedangkan pada puncak Omicron bisa sampai 2 juta orang. Indikator ketiga, vaksinasi Covid-19 harus dipercepat. Untuk data secara nasional, vaksinasi dosis satu di tingkat nasional telah mencapai 72 persen populasi dengan dosis dua mencapai 58 persen populasi. Sedangkan vaksin booster mencapai 7 persen populasi dari total target 21,5 juta.
Discussion about this post