PANDEGLANG, BANPOS – Sebanyak delapan pengrajin batik dari Kabupaten Pandeglang, mengikuti Uji Kompetensi Profesi (UKP) yang digelar Kementerian Perindustrian RI di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/03).
Delapan Perajin Batik dari Sanggar Batik Cikadu Tanjung Lesung tersebut terdiri dari enam pecanting batik tulis dan dua pengecap batik cap. Para penguji terdiri dari akademisi dan praktisi dari Badan Sertifikasi Profesi (BSP).
Kepala Sanggar Batik Cikadu, Amsari mengatakan, uji kompetensi tersebut sangat penting dilakukan agar kemampuan pembatik di Cikadu setara dengan pembatik daerah lain.
“Ini momen yang sangat penting bagi kami. Meskipun kita tidak lahir dari wilayah dengan budaya membatiknya seperti Cirebon, Semarang, Solo dan Jogja, namun kemampuan kita bisa setara dengan mereka yang menjadi perajin batik yang sudah turun temurun,” kata Amsari.
Selain itu, kata Amsari, UKP ini menjadi kebanggaan tersendiri, karena dari Banten hanya Sanggar Batik Cikadu yang mengikuti uji kompetensi atas undangan Kementerian Perindustrian. Sementara peserta lainnya dari sanggar Batik Semarang 16 dan Sanggar Batik Seraci Kabupaten Bekasi.
“Ada dua yang diujikan pertama pecanting batik tulis dan pengecap batik cap. Pengujinya asesor dari BSP. Ujiannya sangat ketat karena tidak hanya kemampuan membatik, namun juga pengetahuan soal batik,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Penguji dari Lembaga Sertifikasi Profesi Batik, DR Rodia Syamwil mengatakan, uji kompetensi profesi tersebut merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di bidang ekonomi kreatif.
Dikatakan Rodia, uji kompetensi ini merupakan program dari Kementerian Perindustrian RI untuk standarisasi kemampuan pekerja ekonomi kreatif. Tujuannya untuk memetakan berapa persen SDM batik yang kompeten dan tidak kompeten.
“Manfaatnya bagi pembatik yang merupakan pengakuan dan sudah memenuhi standar kompetensi untuk membatik. Untuk pembatik secara psikologis mengaku lebih percaya diri setelah mengikuti sertifikat kompetensi,” ujarnya.
Materi yang diujikan, kata Rodia, terdapat 14 skema. Ada perancang motif, pembatik tulis, pengecap, pembuat pola. Kemudian ada skema pembuat canting dan pembuat cap dan tukang celup warna alam.
“Ada 14 skema yang diujikan. Di Sanggar Batik Semarang 16 kami menguji dua skema pembatik tulis dan pengecap saja,” jelasnya.(dhe/PBN)
Discussion about this post