LEBAK, BANPOS – Produsen tahu goreng di Rangkasbitung, memilih menyetop produksinya. Itu dilakukan sebagai langkah menghindari kerugian akibat mahalnya harga minyak dan kacang kedelai di pasaran.
Salah satunya dilakukan Armadi warga Kecamatan Rangkasbitung ini memilih menghentikan produksi tahu gorengnya. Menurutnya, jika terus dipaksakan produksi di tengah mahalnya harga minyak dan kacang kedelai bisa berdampak kerugian besar.
“Saya lebih memilih menghentikan produksi tahu karena mahalnya minyak goreng dan kacang kedelai. Jika produksi ini terus dipaksakan bisa terus merugi,” kata Armadi, Senin (28/3).
Armadi mengaku, sempat sedikit bernafas lega dengan adanya minyak goreng murah atau subsidi walaupun jumlahnya terbatas. Akan tetapi dengan dicabutnya subsidi dan harga minyak kembali ke harga pasar, ia juga mengaku tidak sanggup lagi untuk produksi tahunya.
“Tidak hanya saya, banyak dari pelaku usaha lainnya juga terpaksa harus menghentikan produksinya, bahkan banyak gulung tikar,” ujarnya.
Armadi mengaku sudah satu pekan ini dirinya terpaksa berhenti produksi karena terkendala mahalnya minyak goreng. Mahalnya minyak goreng dan kacang kedelai ia bersama dengan pelaku UMKM lainya berharap pemerintah segera memberikan solusi kepada para pelaku usaha kecil seperti dirinya.
“Ada upaya lagi dari pemerintah agar harga minyak goreng ini bisa stabil, dan kami bisa kembali produksi tahu goreng. Saya kira tidak hanya saya, pedagang lainnya pun berharap agar harga minyak kembali murah,” imbuhnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Dedi Setiawan membenarkan harga kacang kedelai saat ini sudah mencapai Rp 13 ribu sampai Rp 16 ribu per kilogramnya, dan itu terjadi di sejumlah pasar tradisional di Lebak.
“Betul, harga kedelai saat ini sudah mengalami kenaikan. Di pasar Rangkasbitung kini Rp13 ribu, Citeras Rp16 ribu, Maja dan Warunggunung hasil monitoring kami di angka Rp15 ribu. Pasar tradisional lainnya masih kita lakukan monitoring. Untuk harga minyak goreng setelah tidak ada subsidi dari pemerintah ya kembali normal sesuai harga eceran tertinggi,” katanya.(her/pbn)
Discussion about this post