Kontrol Sewenang-wenang
Warga juga mengeluhkan aturan yang sewenang-wenang. Di Beijing, satu keluarga mengatakan komite perumahan memasang alat pemantau di pintu apartemen mereka. Untuk memastikan mereka mematuhi perintah “di rumah saja” selama dua pekan. Perintah itu datang setelah seorang anggota keluarganya masuk ke supermarket yang telah dikunjungi warga yang terkonfirmasi Covid-19.
Di Shanghai, penduduk juga dibingungkan oleh standar pengujian yang tidak merata. Kota itu juga di ambang karantina ketat yang diberlakukan blok apartemen dan kompleks di seluruh kota.
Kebijakan ini membuat warganet tak bisa diam saja. Sebuah postingan di platform media sosial China Weibo, pekan lalu melaporkan, bahwa seorang pasien yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Kanker Shanghai meninggal.
Pasien itu disebut “dikurung” di penginapannya di sebelah rumah sakit. Postingan itu kini telah dihapus. Tapi, warga keburu membagikannya secara luas.
E-Paper BANPOS Terbaru
Postingan lainnya bercerita, ayahnya meninggal karena stroke pada akhir tahun lalu. Dia bilang, ada harapan untuk pengobatan. Namun karena karantina ketat, ayahnya harus menunggu laporan tes asam nukleat.
“Ayah melewatkan waktu pengobatan terbaik,” tulis warga itu. [PYB/RM.id]