Di edisi itu juga ditampilkan gambar wilayah pedesaan sebelum gempa yang hijau dan asri. Disandingkan dengan gambar di wilayah yang sama, yang rusak parah pasca gempa.
Saito menambahkan, meski harus bekerja cepat, reporter dituntut harus menyajikan berita secara akurat. Begitu juga dalam menyampaikan perkembangan di lokasi bencana. Untuk berita bencana, dia mencontohkan, biasanya objek yang diliput adalah korban yang selamat.
“Segala tindakan korban yang selamat selama bencana terjadi, bisa jadi inspirasi bagi tiap orang, termasuk reporter,” ujarnya.
Dalam tiap penerbitan berita mengenai bencana, koran tersebut menampilkan foto-foto korban jiwa. Saito bilang, hal itu juga bisa membantu keluarga korban. “Tapi yang perlu diingat, pemuatan foto korban harus mendapat izin,” katanya. [PYB/RM.id]