“Rusia tidak memiliki niat untuk berdialog, untuk menyelesaikan konflik,” kata Kuleba, seperti dikutip Reuters, kemarin.
Dia bilang, pertemuan itu tidak menghasilkan kemajuan sedikit pun. Bahkan dalam hal perundingan gencatan senjata di beberapa kota untuk mengevakuasi warga sipil.
“Tampaknya ada pembuat keputusan lain untuk masalah ini di Rusia,” kata Kuleba, mengungkapkan rasa frustrasinya.
Dia pun menegaskan, Ukraina akan terus melakukan perlawanan dan tak akan menyerah dari serangan Rusia. Namun, ia masih berharap ada lagi pertemuan dengan format serupa untuk mencari solusi damai.
Sementara Lavrov lebih menekankan pembicaraan kedua negara saat di Belarusia. Sepertinya Rusia masih keukeuh dengan syarat yang diajukan dalam pertemuan sebelumnya.
“Kami mendukung setiap kontak untuk menyelesaikan krisis Ukraina. Tetapi hal yang kami sadari adalah kontak tersebut harus memiliki nilai tambah dan tidak boleh merusak jalur utama di Belarusia,” kata Lavrov.
Dia mengatakan, topik utama pembicaraan di Antalya adalah masalah kemanusiaan yang diajukan oleh tuan rumah Turki.
Dalam perundingan sebelumnya, Rusia mengajukan tiga syarat untuk mengakhiri perang. Tiga syarat itu adalah Ukraina menjadi negara netral atau tidak menjadi anggota NATO, Ukraina mengakui wilayah Crimea yang dicaplok Rusia, serta mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk.
Sebelum mengakhiri pernyataannya, Lavrov bilang, Presiden Rusia, Vladimir Putin akan selalu membuka pintu dialog dengan Ukraina untuk meredakan konflik. [BCG]
Discussion about this post