Selain itu, lanjutnya, seorang pemimpin ataupun ASN saat ini harus open minded. Ia menuturkan bahwa pemimpin yang memliki keterbukaan pikiran akan mampu mempelajari dan mengambil banyak hal positif dan masukan dari berbagai hal yang terjadi dan dihadapi.
“Jadi kalau masih close minded agak repot bergerak, Kalau kita open minded di situ kita akan membuka ruang pikiran, masukan, dan rekomendasi, kita akan bisa beradaptasi dengan situasi sesulit apapun,” terangnya.
Khofifah memaparkan hal-hal tersebut bisa dilihat dari bagaimana Jawa Timur mampu menjadi daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi secara nasional secara prosentatif di masa Pandemi.
“Jadi banyak sekali daerah-daerah yang datang untuk studi banding, Ini pengalaman sederhana sebetulnya, tetapi bisa kita replikasi di mana saja,” ucapnya.
Pemimpin Melayani Rakyat
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga berpesan bahwa seorang pemimpin harus mampu merubah mindset dari dilayani menjadi melayani masyarakat. Mengutip dari yang disampaikan oleh Bung Karno, Khofifah mengatakan bahwa pemimpin berasal dari rakyat dan bukan berada di atas rakyat.
“Ini perlu kebesaran hati, keteguhan bagaimana merubah pola dilayani menjadi pola melayani masyarakat,” tegasnya.
Khofifah juga menambahkan, bahwa sisi spiritual juga menjadi hal penting dalam menjalankan sebuah kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu mengelaborasi nilai-nilai spiritual dalam setiap aspek dan lini kebijakan dan keputusan yang diambil.”Ini adalah sila pertama Pancasila, bahwa negara ini bukan negara agama tetapi ada sila pertama dalam Pancasila yang tetap melibatkan aspek religiusitas dalam setiap kebijakan dan keputusan,” imbuhnya.[MFA]
Discussion about this post