SERANG, BANPOS- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang menghimbau masyarakat agar mampu bersinergi dengan BPBD dalam memberikan edukasi terkait antisipasi bencana.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Boyatno, mengungkap bahwa pihaknya dalam melakukan sosialisasi sudah mencoba menggandeng ke perguruan tinggi.
“Kita juga sudah menggandeng ke perguruan tinggi sekarang. Nah ketika ada mata kuliah atau mata pelajaran di kampus, kita juga siap memberi materi itu,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa di salah satu perguruan tinggi swasta di Banten, sudah menjalankan perkuliahan umum yang menyediakan materi terkait penanganan bencana.
“Kalau di Faletehan, dia udah ada pekuliahan umumnya dua apa tiga SKS gitu. Kalau ke kampus negeri belum,” ungkapnya.
Ia pun menuturkan bahwa pihaknya menerima masukan agar menggandeng atau berkolaborasi dengan perguruan tinggi negeri terlebih dahulu.
“Kemarin ada masukan dari kampus swasta, bahwa Pak dorong kampus negerinya dulu, supaya kampus swastanya ngikutin,” paparnya.
Boyatno pun dengan tegas mengatakan bahwa pihak BPBD terbuka pada masyarakat, bilamana ada yang ingin menyelenggarakan sosialisasi terkait kebencanaan.
“BPBD terbuka untuk umum, tinggal kirim surat, jadi ini cara-cara untuk sosialisasi kalau kita tidak ada anggaran, jadi kita welcome,” tuturnya.
Kasubid Kesiapsiagaan, Hasan Basri, mengatakan bahwa media sosial juga memiliki peranan penting dalam penanggulangan benvana.
“Media sosial juga harus tau, harus bisa ambil peran juga, karena itu salah satu untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat. Nah bagaimana media ini bisa memberikan informasi yang benar, mereka (masyarakat) tahu ada informasi yang mengancam tetapi mereka tidak takut (panik),” ungkapnya.
Ia pun menuturkan bahwa beberapa kalangan mahasiswa juga harus mampu bersinergi dengan BPBD dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Waktu itu ada mahasiswa KKM 2019 mengundang BPBD sebagai narasumber, itu kan bisa sebagai sarana sosialisasi juga ke masyarakat setempat,” terangnya.
Hasan pun menerangkan bahwa penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya mengandalkan pihak BPBD.
“Jadi penanggulangan bencana ngga ‘udah BPBD aja yang nanganin’ gitu. Jadi semuanya mulai kolaborasi karena kalau terus dilimpahin ke BPBD, 326 desa 29 kecamatan ga bakal ke back up semua,” tegasnya.
Ia pun berharap masyarakat secara luas, dapat membangun sinergi dengan pihak BPBD, agar setiap orang mampu menjadi relawan, terkhusus bagi dirinya sendiri.
“Makanya di sosial media itu ada hastag bencana adalah urusan bersama, jadi bukan bencana adalah urusan BPBD. Makanya ada yang namanya penta helix, penta helix itu jadi pemerintah, swasta, masyarakat, media sosial, sama pendidikan,” tandasnya.
Discussion about this post