“Itu disebutnya asam tereftalat, dan itu bukan bahan beracun. Itu untuk bahan baku baju, polyester,” terang Reza seraya menjelaskan ledakan baru pertama kali terjadi sejak pabrik berdiri 30 tahun silam.
Pihaknya siap bertanggung jawab untuk biaya pengobatan dan perawatan para korban hingga sembuh kembali. Pihak manajemen mengklaim sudah berkomunikasi dengan ketua RT, RW, lurah hingga camat untuk melapor ke perusahaan jika ada warganya yang terdampak.
“Untuk korban di Pertamina sudah berkomunikasi dengan pihak manajemennya, nanti apa yang menjadi dampak di sana akan menjadi tanggung jawab kami. Dan kalau dari masyarakat, kami sudah komunikasi juga dengan lurah, apabila nanti ada keluhan, maka pak lurah akan menyampaikan kepada kami,” tandasnya.