Dalam hal ini, politisi Partai Gerindra asal Lebak selatan ini tidak habis pikir, pasien yang dirawat akibat pembengkakan di kelopak mata lalu dioperasi, bisa meninggal dunia.
“Padahal operasi itu bagian luar, bagian kelopak matanya yang dibedah,” ujar Ade.
Oleh karena itu, pihaknya curiga bahwa pasien mendapatkan penanganan yang tidak baik. Kecurigaan Ade ini diperkuat dengan adanya kesalahan hasil rontgen, bahwa pasien bernama RN berjenis kelamin perempuan, sementara hasil rontgen yang diterima keluarga pasien atas nama Muklis dan berjenis kelamin laki-laki.
“Keluarga sudah menyampaikan kepada pihak RSUD Malingping, bahwa hasil rontgen beda nama. Tapi kata pihak RSUD Malingping hasil Rontgen yang ada cuma yang diterima keluarga, yaitu atas nama Muklis. Kalau hasil Rontgen saja salah, bagaimana bisa memberikan penanganan sesuai kondisi pasien itu,” tanyanya.
Ditambahkan Ade, sebetulnya saat masih dirawat di RSUD, pihak keluarga sudah berencana untuk merujuk pasien ke RSUD Banten.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Akan tetapi pihak RSUD Malingping tidak mengizinkannya. Katanya pasien harus tetap ditangani di RSUD Malingping. Inikan aneh, ada apa. Dan hal ini sudah saya sampaikan ke Dinas Kesehatan, katanya akan dibentuk sidang komite medik, tapi hingga saat ini saya belum dapat tembusannya,” ungkap Ade.
Dari kasus ini pihaknya berharap, persoalan ini mendapatkan perhatian serius dari pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten. Kata Ade, jika terdapat kesalahan penanganan, maka pihak yang bertanggung-jawab harus diberikan sanksi. “Jangan sampai persoalan seperti ini terulang kembali untuk pasien-pasien yang lain,” paparnya.
Terpisah, Kabid Pelayanan Medis RSUD Malingping, dr Sobran Yoliandra saat diminta klarifikasi oleh BANPOS mengatakan, bahwa persoalan itu harus ada klarifikasi dan tidak boleh sepihak menilai. Menurut Sobran, seharusnya ditanyakan terlebih dahulu terkait penjelasannya secara resmi.
“Jadi itu informasinya baru sepihak. Harusnya ada klarifikasi terlebih dahulu, jangan sampai langsung pada penilaian sepihak, apalagi langsung ekspose, justru itu nantinya mengaburkan informasi yang sebenarnya,” kilah Sobran.