Untuk mengakselerasi pencairan bantuan, Sekjen menyerukan kepada berbagai pihak untuk meningkatkan koordinasi. Kepada bank penyalur, Sekjen meminta agar mereka berinisiatif jemput bola. “Bank saya minta untuk bergerak door to door mendatangi KPM,” katanya.
Untuk keperluan itu, ia meminta dukungan semua pihak termasuk pemda menggunakan berbagai fasilitas yang memungkinkan salur bansos mendekati lokasi tinggal KPM. "Apakah itu
kantor camat, kantor desa/lurah, atau fasilitas lain yang memungkinkan," pungkasnya.
Berdasarkan data dari petugas Kordinator Daerah Bansos Kota Cilegon pada Dinas Sosial Kota Cilegon, pada program bansos PPKM sedikitnya ada 15.000 KK yang menjadi KPM. Namun saat ini baru tersalurkan sekitar 12.000 KPM.
"Di Cilegon ada sekitar 15.000 tapi baru sekitar 12.000 yang tersalurkan. Kendalanya itu karena kan ada yang terkendala jarak, sakit, lansia, sekarang banyak yang berubah status sosialnya ada yang mampu, ada yang meninggal, dan pindah domisili. Kita sedang perbarui datanya dimutakhirkan dan untuk kendala yang jarak tadi kita kerjasamakan bersama e waroeng di pelosok-pelosok agar mudah dijangkau, bahkan kalau yang sakit itu kita lakukan kunjungan penyalurannya petugas bank dengan TKSK langsung ke rumah-rumah," kata Korda Bansos pada Dinas Sosial Kota Cilegon Irma.
Sementara, salah seorang penerima manfaat Sahik di Sambiranggon yang merupakan tuna netra tersebut mengaku sangat bersyukur menerima bantuan dari pemerintah. "Alhamdulillah sudah dibantu, karena selama ini saya memang kondisinya tidak bisa melihat dan hidup sebatang kara saja," katanya.
(LUK/RUL)
Discussion about this post