BAKSEL, BANPOS – Pemeliharaan jalan nasional III Simpang – Bayah dituding hanya menghamburkan anggaran negara. Pasalnya, hasil pekerjaannya disinyalir tidak maksimal hingga tambal sulam menggunakan aspal tidak bertahan lama.
Terpantau, di permukaan jalan nasional itu kerap dilalui tronton dengan muatan overtonase, sehingga di banyak titik badan jalan mengalami rusak bergelombang dan juga berlubang. Sehingga tidak jarang di lokasi sepanjang jalan yang rusak itu sering terjadi kecelakaan tunggal.
Salah seorang pengendara yang kerap melintas di jalan tersebut, Oji mengaku terganggu karena permukaan jalan banyak yang rusak. Begitu pula jika cuaca musim hujan, air sering menutupi badan jalan yang membuat pandangan terbatas.
“Saya selalu hati-hati kalau melintas di jalan ini, banyak lubang om, kalau hujan mah apalagi, banyak lubang yang engga kelihatan,”ungkapnya.
“Bulan-bulan kemarin mah sering kecelakaan, apalagi di titik Cilangkahan di Malingping, Nangkub, di Kecamatan Cihara itu, sering banget kalau malam malam ada yang kecelakaan. Apalagi bagi pengendara yang tak tau Medan,” imbuh Oji.
Pemerhati lingkungan di Lebak Selatan (Baksel), Wijaya D Sutisna. Kepada BANPOS ia menuding pihak petugas pemelihara jalan nasional di Baksel ini tidak bekerja maksimal.
Menurut Sutisna, nilai anggaran untuk pemeliharaan jalan tersebut tidak sedikit, tetapi hasilnya tidak berdampak baik untuk pembangunan infrastruktur di kawasan Baksel ini karena tak berkualitas dan cepat rusak.
“Anggaran untuk pemeliharaan pastinya miliaran, apalagi itu jalan nasional. Jadi kami sebagai warga di Lebak selatan mengharapkan pekerjaannya harus maksimal, jangan sampai belum lama diperbaiki cepat rusak lagi,” ujarnya.
Sutisna pun berharap, kegiatan pemeliharaan jalan nasional III Simpang – Bayah itu harus terus diawasi oleh pihak berwenang, agar hasil pekerjaan dapat terasa manfaatnya oleh masyarakat.
“Seharusnya pekerjaannya itu diawasi dengan ketat, termasuk bahan materialnya juga jangan sembarangan, harus benar-benar menggunakan material aspal yang baik. Ini mah terlalu sering diperbaiki, tapi belum sebulan sudah cepat rusak lagi. Jadi ini terkesan penghamburan anggaran secara masif,” paparnya. (WDO/PBN)
Discussion about this post