Selain itu, kata Yola pihaknya juga melakukan pemeriksaan kepada par balita yang ada di Kota Cilegon.
“Selain perbaikan status gizi anak kita juga secara terpadu kita periksa ke laboratorium, kita periksa kondisi kesehatan kemudian ada kita konsul kan ke dokter anak, ke psikolog tumbuh kembang. Kita perbaiki secara luarnya dulu kemudian juga ada kelas parenting. Jangan salah stunting itu bukan hanya kesulitan ekonomi, memang ada peran kesulitan ekonomi tapi ada pola asuh. Jadi bukan berarti orang berada bebas stunting belum tentu juga. Jadi orang tua kita beri edukasi kelas parentingnya juga. Jadi dari orang tua dari anaknya kita sentuh semua kemudian selama tiga bulan setelah kelas parenting kemudian kita periksa penyakitnya baru kita suplai (makanan),” terangnya.
Kemudian dikatakan Yola guna mensukseskan program tersebut dibuat MOU antara orang tua dengan Dinas Kesalahan Kota Cilegon. “Sebelum program ini dimulai kita ada MOU dengan orang tua tidak boleh berhenti ditengah jalan,” katanya.
Yola menambahkan para orang tua juga diberikan pemahaman terkait mengelola makanan yang baik dan bergizi untuk anak.
“Di bulan pertama setiap hari pagi dan sore kita suplai makanan dari puskesmas terkait. Jadi di suplai makanan setiap hari selama sebulan kemudian dibulan kedua dikurangi seminggu tiga kali dibulan ketiga hanya seminggu sekali jadi kita membutuhkan tidak sekedar carity memberikan bantuan seperti itu jadi kita bagaimana membina orang tua dan anak itu kita bangkitkan kemandirian nya ngga sekedar given saja ini dapet tiap hari dapat makanan dari puskesmas ngga tapi kita membutuhkan kemandirian dari orangtuanya juga dan si anak juga nanti ada kelasnya juga di pos gizi itu bagaimana si orang tua dipanggil ke puskesmas bagaimana mengelola makanan yang baik dan bergizi,” tandasnya.
(LUK/RUL)
Discussion about this post