“Saya melihat ini seolah ada pembiaran. Untuk lingkungan pemerintahan, ruangan gubernur adalah tempat sakral. Lantas ke mana Satpol PP? Aparat keamanan harus menyelidiki kasus ini dengan serius. Ada apa dibalik kejadian ini,” ungkap Hadi Mulyana penuh tanya.
Mengetahui ruang kerjanya diduduki buruh, Wahidin Halim pun berang. Dia meminta polisi bertindak tegas dan menangkap massa buruh yang disebutnya bertindak anarkis karena telah merusak fasilitas pemerintah.
“Saya sangat menyesalkan tindakan anarkisme dan ketidaksantunan dari buruh,” ujar Gubernur WH dalam siaran persnya, Rabu (22/12) malam.
“Saya meminta agar aparat kepolisian dapat bertindak tegas terhadap oknum pendemo yang telah anarkis dan merusak fasilitas pemerintah,” kata dia.
Sedangkan soal tuntutan buruh untuk merevisi UMK, Wahidin keukeuh keputusannya sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tentang pengupahan. Dia juga mengaku tidak akan merevisi UMP dan UMK selama tidak ada intruksi aturan dari pemerintah pusat.
“Saya patuh terhadap aturan yang berlaku, dan tidak akan merevisi keputusan selama tidak ada intruksi dari pemerintah pusat, dan sampai saat ini tidak ada intruksi revisi dari pemerintah pusat,” tegas WH.(RUS/ENK)
Discussion about this post