PARTAI gurem atau partai baru diminta tidak bermimpi muluk-muluk. Mereka harus kerja keras untuk mendapatkan hasil maksimal di Pemilu dan Pilkada 2024.
Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin kepada Rakyat Merdeka. Pernyataan ini menanggapi target Partai Buruh yang ingin memenangkan 10 Pilkada dan mampu meraih 15-20 kursi DPR pada Pemilu 2024.
Menurut Ujang, dalam memasang target, partai politik baru harus rasional dan didukung kemampuan kader dalam melakukan penetrasi politik ke masyarakat. Apalagi Partai Buruh, walau tak asing didengar, namun masih belum dapat masuk dan otomatis disukai masyarakat yang sudah lebih dulu mengenal partai yang ada sekarang.
Menetapkan target sangat tinggi bagi partai baru seperti Partai Buruh dia nilai bagus saja. “Target memang harus tinggi. Namun mesti rasional dan realistis. Tak usah muluk-muluk. Yang penting berjuang keras dulu, berjuang mati-matian, kalau bisa sampai jungkir balik,” kata Ujang.
Meski demikian, dia mengaku tak mempermasalahkan target Partai Buruh. “Target tinggi tantanganya berat dan kelihatannya sulit. Mudah-mudahan mereka bisa menembus target itu. Apakah klaim itu masuk akal? Kita lihat saja,” ujarnya.
Ujang meminta, Partai Buruh sebaiknya fokus terlebih dahulu untuk lolos verifikasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), agar target yang sudah dibuat bisa tercapai.
Menurut Ujang, klaim buruh akan mendukung Partai Buruh bisa saja terjadi. Namun dia mengingatkan, ada sejumlah serikat buruh yang sudah terafiliasi dengan partai politik.
“Kalau para buruhnya bisa disatukan Partai Buruh, mereka bisa saja pilih Partai Buruh. Jika tak bisa dikonsolidasikan dan disatukan, maka akan pilih partai lain,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Partai Buruh Saiq Iqbal mengatakan, pihaknya menargetkan bisa lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold).
“Target Partai Buruh adalah lolos parliamentary threshold, 12-15 kursi di DPR,” ujar Said dalam konferensi pers virtual, Jumat (8/10).
Dia mengklaim, partainya memiliki basis buruh, petani, nelayan, guru honorer, driver ojek online, dan sejumlah bidang pekerjaaan lain yang berlabel karyawan hingga rakyat jelata.
Discussion about this post