Pemateri lainnya, Ketua Nahdatul ulama (NU) Kota Cilegon, Sholeh Syafe’i, menjabarkan kaitannya dengan kesadaran masyarakat dan mahasiswa akan ideologi Pancasila. Ia juga menjelaskan bahwa ideologi asing bisa menjadi ancaman di Indonesia.
“Kita harus sadar bahwa ada banyak cara ideologi asing masuk ke Indonesia. Indonesia ini kaya akan suku, bahasa, budaya dan Indonesia ini negeri yang nyaman dan hangat atau ramah,” terangnya.
Memiliki tanah yang subur, menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang diincar oleh negara-negara penjajah. Masih ada beberapa konflik di wilayah yang membuat Indonesia mudah dimasuki oleh ideologi asing.
“Meski begitu, sebagai pengingat, Indonesia memiliki sejarah kelam mulai sari penjajahan Belanda, portugis hingga saat ini konflik organisasi Papua merdeka dari 1965 sampai hari ini. Namun disisi lain, dengan kebhinekaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia, menjadikan kita kuat dan harus kembali dipertegas ideologi Pancasila untuk saat ini,” jelasnya.
Fadlullah, salah satu dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) turut menjadi pemateri. Ia menjelaskan bagaimana ideologi Pancasila ini bagaikan mendayung diantara dua karang.
“Karang yang dimaksud adalah ideologi-ideologi besar dunia yang dapat mempengaruhi ideologi Pancasila. Sehingga dengan diskusi ini diharapkan dapat mengimplementasikan bagaimana nilai-nilai Pancasila yang memiliki sejarah panjang,” ujarnya.
Ia berharap, sebagai kaum milenial dan sebagai agen perubahan, sepatutnya dapat mencontohkan perilaku yang mencerminkan warga negara Indonesia dengan Pancasilanya. Sebab, dengan slogan bhineka tunggal Ika, dapat menyatukan seluruh bahasa, agama dan keanekaragaman lainnya.
“Jangan biarkan ideologi asing menguasai Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan warganya yang beragam suku etnis bahasa,” tandasnya. (MUF/AZM)
Discussion about this post