Satu Pekan PTM Tanpa Penularan SUB: Dindik Cilegon Genjot Vaksinasi BALARAJA, BANPOS – Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mendampingi Wakil Presiden RI Maruf Amin meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMA Negeri 19 Kabupaten Tangerang, Balaraja, Kabupaten Tangerang, Kamis (16/9). Andika melaporkan pelaksanaan PTM yang sudah dimulai sejak satu pekan terakhir ini di Provinsi Banten aman tanpa adanya kasus penularan Covid 19. “Tadi kami melaporkan PTM yang sudah mulai dilakukan sejak satu pekan ini Alhamdulillah di Banten aman tanpa penularan (Covid 19),” kata Andika usai peninjauan. Andika didampingi Bupati Tangerang Ismet Iskandar dan Kepala Dinas Pendidikan Banten Tabrani. Sementara Wapres sendiri didampingi Ibu Wury Maruf Amin, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Makarim, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito. Mendapati laporan tersebut, kata Andika, tak urung Wapres tetap berpesan agar PTM dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan Kemendikbudristek seperti menyangkut pelaksanaanya yang bergelombang, batas waktu pelaksanaan hingga penerapan protokol kesehatan Covid -19. Lebih jauh, masih kata Andika, Wapres juga menginstruksikan agar PTM juga segera dilaksanakan di daerah yang saat ini berstatus zona hija dan kuning penyebaran Covid -19. Adapun untuk vaksinasi kepada para murid dan gurunya sendiri sembari dilakukan secara pro aktif oleh pemerintah daerah. “Pesan Pak Wapres tadi bisa dengan cara jempt bola atau jga memasifkan pelaksanaan vaksinasinya,” imbuhnya. Dijelaskan Andika, perintah wapres agar PTM segera digelar di semua zona penyebaran Covid-19, kecuali zona orange dan merah tersebut mengingat telah banyak terjadinya learning loss pada murid-murid sekolah di Indonesia akibat pembelajaran online yang dilakukan hampir selama dua tahun terkahir akibat pandemi Covid 19 ini. “Tadi saja ada murid yang cerita kalau dia sudah hampir lupa mengenai kegiatan bersekolah, karena terakhir dia sekolah masih SMP dan tiba-tiba sekarang dia sudah SMA,” kata Andika. Pada kesempatan itu Andika juga mengungkapkan bahwa di Provinsi Banten saat ini, jumlah murid yang sudah divaksinasi mencapai 57 persen. Adapun untuk gurunya sendiri, angka vaksinasi Covid -19 di Banten sudah hampir 100 persen. Untuk diketahui, setelah melakukan peninjauan PTM terbatas di SMAN 19 Kabupaten Tangerang tersebut, Wapres sendiri beserta rombongan bergerak ke Ponpes An-Nawawi Tanara, Kabupaten Serang untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis kedua kepada para santri, pengajar, dan masyarakat sekitar pesantren. Sebelumnya dalam berbagai kesempatan Wapres menyebut, bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini secara daring atau online dinilai tidaklah optimal. Bahkan ada potensi para murid tidak belajar sama sekali jika ada kendala internet. “Menurut informasi yang kita peroleh memang pendidikan melalui daring itu tidak optimal. Jadi sangat kurang, apalagi kalau daerahnya internetnya blank atau tidak tertangkap, lemah. Kan mereka sebenarnya tidak belajar, bukan lagi belajar daring tapi tidak belajar,” ujarnya. Terpisah, Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Cilegon terus menggenjot vaksinasi Covid-19 untuk pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se Kota Cilegon. Berdasarkan data yang dimiliki dindik sampai Rabu (15/9/2021) dari total pelajar 14.136, sebanyak 5.327 atau sekitar 37, 8 persen pelajar sudah divaksin. “Data ini akan terus bergerak karena nanti akan dilaksanakan juga vaksinasi di Kecamatan Ciwandan, Jombang, Cilegon karena targetnya seluruh siswa di vaksinasi semua,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kota Cilegon Ismatullah Syihabudin kepada BANPOS, Kamis (16/9). Ismatullah menargetkan vaksinasi Covid-19 untuk para pelajar di Kota Cilegon selesai Desember 2021 mendatang. “Kalau vaksinasi dunia itu kan 70 persen dari WHO, kalau untuk sekolah kan 100 persen, butuh waktu kalau bisa sampai Desember itu tuntas. Untuk Oktober harapan saya SMP beres, dan selanjutnya untuk Sekolah Dasar (SD) ada 40 ribu siswa SD yang akan kita ajukan vaksin,” jelas Ismatullah. Sementara terkait kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Dindik Cilegon menerapkan sistem multi entry multi exit, yang artinya jika ada siswa atau guru terkonfirmasi Covid-19 disalah satu sekolah, sekolah tersebut akan ditutup untuk sementara dan kembali dilakukan dengan pembelajaran memakai pola daring. “Untuk kebijakan sekarang di PPKM darurat dengan pembelajaran tatap muka terbatas ini, kita menerapkan prinsip multi entry multi exit. Jadi kapan siswa itu masuk ke sekolah, tatap muka dengan prokes yang ketat yaitu 50 persen, tapi jika ternyata ada sekolah yang anak atau gurunya yang terkena Covid-19, maka langsung tutup. Jadi pembelajaran ke daring lagi, sekolah itu yang ditutup sementara," tuturnya. Setelah menerapkan PTM terbatas, Ismatullah menyatakan bahwa dari hasil evaluasi, sampai saat ini fasilitas sekolah semakin baik dalam hal penerapan Protokol Kesehatan (Prokes). “Hasil evaluasi dindik melalui satgas, mengatakan fasilitas sekolah sekarang lebih baik dibanding sebelum pembelajaran tatap muka, sebagai contoh sekarang di sekolah mulai belanja alat ukur thermugan yang lebih akurat, yang langsung keluar hand sanitizer nya, artinya sekolah terus memperbaiki fasilitas yang ada," tutupnya.(LUK/RUS/ENK) <!--nextpage-->
Discussion about this post