Selain itu, lanjut Syafrudin, berharap Pemprov Banten mampu memberikan perhatian secara khusus, terutama dalam hal mengalokasikan anggaran.
Sebab, meski secara kewilayahan berada di Kota Serang, tetapi secara tugas pokok dan fungsi (tupoksi) berada di Pemprov Banten, dalam hal ini Dindikbud, baik sarana prasarana maupun isinya.
“Kami hanya berharap kepada Pemprov Banten untuk terus bisa mengembangkan inovasi ini maupun kreasi lainnya. Agar dibantu anggarannya maupun sarana-sarana lainnya. Mungkin kedepan bisa mobil yang dimodifikasi atau lainnya,” ucapnya
“Jadi mohon ada perhatian khusus dari Pemprov Banten. Dan kepentingannya juga untuk anak-anak kita sendiri, untuk masyarakat kota serang dan masyarakat Banten,” pungkas Syafrudin.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala SKh Negeri 02 Kota Serang Bidang Humas, Iip Mualif, mengatakan proses pembuatan sepeda motor hasil rakitan dua siswa disabilitas tersebut membutuhkan waktu tiga bulan. Sekitar 75 persen proses pembuatannya murni dilakukan oleh mereka sendiri alias costum.
“Itu pun hanya mesin dan batangannya saja yang diambil. Sisanya mengcostum,” katanya.
Iip mengatakan semua body motor dibuat oleh tangan kedua pelajar disabilitas tersebut secara mandiri. Tanpa ada campur tangan atau dibantu oleh mekanik lainnya.
Kemudian didukung oleh Honda Banten, mereka merakit dan memodifikasi sepeda motor tersebut di salah satu bengkel di Cipocok Jaya yang ditunjuk Honda.
“Kecuali untuk perakitan listrik motor, dibantu karena kedua siswa ini belum punya kemampuan untuk itu,” ungkapnya.
Sekedar untuk diketahui, SKh Negeri 02 Kota Serang merupakan 1 dari 8 SKh yang ada di Banten. Jumlah siswa di sekolah tersebut mencapai 145 orang, terdiri dari tuna rungu, tuna daksa, dan tuna drahita. (ADV)
Discussion about this post