“Seperti sektor Pertanian, Kehutanan dan perikanan +3,54 persen. Industri Pengolahan +1,34 persen, pengadaan listrik dan gas +1,01 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang +5,87 persen. Selanjutnya, sektor Informasi dan Komunikasi +8,72 persen, Jasa Keuangan dan Asuransi +3,14 perse, Real Estate +1,11 persen, Jasa Pendidikan +0,76 persen, Jasa Kesehatan dan kegiatan +5,31 persen,” papar Budi.
Dan untuk lapangan usaha yang tumbuh negatif, sesuai data di Sekretariat Daerah Lebak adalah : Sektor Pertambangan dan Penggalian -7,81 persen, Konstruksi -2,53 persen, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -5,52 persen.
Selain itu, sektor Transportasi dan Pergudangan -4,37 persen, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -5,71 persen, Jasa Perusahaan -4,52 persen, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -0,94 persen dan jasa lainnya berkisar hingga -6,08 persen.
Pada bagian lain, Budi Santoso secara umum menjelaskan bahwa Progres Pendapatan di Kabupaten Lebak masih tumbuh positif. Kata Budi, ini mengingat karakteristik potensi pendapatan khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari potensi Sumber Daya Alam dan Pembangunan Lahan Hunian (perumahan).
“Sehingga realisasi pada masa pandemi pun masih dalam asumsi baik. Namun demikian, pada sektor jasa, misalnya hotel, restoran, hiburan, terjadi lose opportunity atau penurunan pendapatan sebagai dampak dari situasi pandemi,” paparnya kepada BANPOS.(WDO/PBN)
Discussion about this post