SERANG, BANPOS – Seorang bocah berumur 10 tahun asal Kasemen, Fajri, terjatuh dari jembatan reklamasi yang berada di Karangantu. Peristiwa tersebut membuat Fajri tergolek lemas selama kurang lebih seminggu. Beberapa kali Fajri dibawa ke rumah sakit, namun tidak bisa ditangani karena berbagai alasan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Minggu (4/7) yang lalu, Fajri sedang bermain dengan teman-temannya di jembatan baru Karangantu. Fajri pun terpeleset dan jatuh dari ketinggian 9 meter. Bagian tempurung kepala sebelah kanan penyok lantaran terbentur besi saat terjatuh. Kepala Fajri pun membengkak dan memar.
Usai kejadian sore hari, Fajri langsung dilarikan ke Puskesmas Kasemen. Namun di sana, Fajri hanya diberi obat pereda nyeri, padahal sudah minta dirujuk ke RS karena kondisi pingsan.
Kurang lebih selama dua hari, Fajri dirawat di rumah oleh keluarganya. Fajri mulai tersadar pada hari Selasa (6/7). Atas inisiasi berbagai pihak, Fajri pun dilarikan ke berbagai rumah sakit. Mulai dari RSUD Kota Serang, RSDP, hingga RSUD Banten. Sayangnya, mereka tidak bisa merawat Fajri lantaran penuh dengan pasien Covid-19.
Hanya RS Sari Asih saja yang pada saat itu bisa menampung dan mampu merawat secara medis. Akan tetapi, keluarga Fajri tidak berani merawat Fajri di sana lantaran biaya yang mencapai puluhan juta.
Jumat (9/7) malam, sejumlah mahasiswa dari HMI MPO Cabang Serang mendatangi kediaman Fajri. Mereka meyakinkan keluarga Fajri agar bisa merawat anaknya di rumah sakit secara medis. Apalagi berdasarkan hasil scan, terdapat keretakan di tempurung kepala dan penggumpalan darah yang harus segera diatasi.
Di sisi lain, Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mendengar terkait dengan hal itu. Subadri pun mengirimkan utusannya ke kediaman Fajri, sekaligus mengantarkan Fajri ke RS Sari Asih. Fajri pun kembali dilakukan pemeriksaan awal oleh pihak rumah sakit.
Usai mengurus administrasi, kepada awak media, Subadri mengatakan bahwa awalnya ia mendapatkan informasi mengenai Fajri setelah dihubungi oleh masyarakat. Tanpa pikir panjang ia pun mengirimkan utusan untuk menjemput Fajri agar dibawa ke rumah sakit.
“Ini merupakan ikhtiar menyelamatkan masa depan anak kita. Alhamdulillah sudah ditangani awal oleh tim dokter. Doakan mudah-mudahan anak kita Fajri bisa benar-benar sembuh dan tidak terjadi hal-hal yang tidak baik,” ujarnya, Sabtu (10/7) dini hari.
Ia menuturkan, berdasarkan hasil komunikasi dengan pihak dokter, diketahui bahwa terdapat retak pada tempurung kepala bagian kanan. Selain itu, ada pula gumpalan darah yang harus segera dikeluarkan agar tidak membahayakan ke depannya.
“Memang untuk lebih jelasnya itu dari pihak dokter yah. Namun yang pasti, kami ini berikhtiar agar anak ini Fajri, harus bisa mendapatkan perawatan medis yang layak yah. Sedang dicek oleh medis apakah perlu dilakukan operasi atau tidak,” terangnya.
Ayah Fajri, Salemin, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan peduli terhadap kondisi Fajri. Ia pun tidak menyangka bahwa Wakil Walikota Serang akan turun tangan membantu Fajri.
“Saya tidak tahu. Tiba-tiba ada anak-anak mahasiswa datang ke rumah. Lalu bilang kalau nanti akan dibawa ke rumah sakit dan sudah disiapkan mobil oleh pak Wakil Walikota Serang,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil pengecekan awal oleh pihak rumah sakit, ternyata Fajri belum bisa ditangani secara medis dalam waktu dekat. Hal itu lantaran adanya protokol Covid-19 yang perlu dilakukan terlebih dahulu.
Ketua Umum HMI MPO Komisariat Untirta Pakupatan, Irkham Magfuri Jamas, mengatakan bahwa pihak keluarga keberatan jika Fajri harus menunggu tiga hari sebelum menerima perawatan medis.
“Memang pihak keluarga tidak mau meninggalkan Fajri sendiri. Karena protokolnya Fajri harus diisolasi dulu selama tiga hari di ruangan Covid-19 karena swab antigennya positif. Tapi pihak dokter juga mengaku itu positif karena memang Fajri sedang demam akibat luka di kepalanya,” kata Irkham.
Oleh karena itu, Irkham menuturkan bahwa sekitar pukul 03.00 WIB, Fajri pun dibawa pulang ke rumahnya. Namun pihaknya akan kembali mencari cara agar Fajri dapat dirawat secara medis, dan gumpalan darah yang ada di kepalanya bisa dikeluarkan.
“Kami akan coba mencari alternatif rumah sakit lain sembari meyakinkan pihak keluarga untuk merawat Fajri secara medis. InsyaAllah Fajri bisa sembuh, namun perawatan yang tepat tetap harus dilakukan demi masa depan Fajri,” tandasnya. (DZH/AZM)
Discussion about this post