Dikatakan Nandang, sebenarnya pihak perusahaan CG sudah melaporkan terkait data hasil dari pemeriksaan baku mutu emisi udara mereka itu, namun ada yang dirasa ada yang janggal,
“Sehingga kita diminta pihak tertentu dan DLHK Provinsi Banten untuk melakukan pengujian lagi. Kalau sebelumnya pastinya ada beberapa laboratorium juga sebagai kompetitor yang masuk melakukan pemantauan, tapi pastinya kami kurang mengetahui pasti bahan yang dikaji mereka di labnya itu apa saja,” katanya.
“Kalau mau menindak lanjuti kegiatan pemantauan rutin bisa konfirmasi atau menindak-lanjuti ke pihak DLH Lebak saja, untuk meminta informasi kegiatan pemantauan rutin mereka,” imbuhnya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya juga menyarankan untuk membangun diskusi dengan kecamatan dan desa, agar bisa sinergis menjaga lingkungan bersama pihak perusahaan.
“Saran saya kemarin atas kehadiran pak Hasan, baiknya ajak masyarakat untuk sharing diskusi dengan pihak desa dan kecamatan, terkait keluhan dan keinginan masyarakat yang ngin turut terlibat dalam menjaga dan mengelola lingkungan, tentunya bersama pihak PT Cemindo juga.”harapnya.
Sementara Suparno, warga kampung Cibayawak Desa Darmasari membenarkan perihal suara gemuruh dan bising dari mesin produksi dan conveyor, namun saat ada pemeriksaan dari tim DLHK Provinsi dan swasta justru gemuruh tidak ada, ini diduga saat itu sengaja prodyksi di setop dulu.
“Saya ga bisa mengandai-andai, yang jelas warga yang lain pun sama menyaksikan, selama 3 hari ini suara gemuruh itu jadi mengecil, terutama saat ada tim turun untuk menguji,” tuturnya.(WDO)
Discussion about this post