“Selama pandemi belajar pakai zoom. Kalau pagi sekolah, ngerjain tugas dan lanjut mencari barang bekas,” tuturnya.
Jay mengaku bahwa dirinya selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran. Terkadang, ia terpaksa izin kepada guru saat proses kegiatan belajar melalui zoom meeting itu berlangsung.
“Kalau ngga ada internet, saya harus berusaha mencari tambahan uang untuk beli kuota. Alhamdulillah waktu itu saya dapat pulsa Rp150.000 dari instansi karena ikut semacam seminar,” ungkapnya dengan ekspresi bahagia.
Walaupun tidak mendapatkan subsidi kuota dari pemerintah karena kartu yang sebelumnya ia pakai hilang, ia tetap mengikuti pembelajaran seperti biasa, walau harus menghemat kuota internet agar terpakai lebih lama. Jay menggunakan selembar banner putih ukuran 2×2 meter yang dipaku di dinding sebagai latar saat ia mengikuti kegiatan belajar.
“Alhamdulillah lancar terus kalau belajar. Ngga pakai laptop karena ngga punya, saya mengandalkan buku-buku saja untuk mengerjakan tugas-tugas,” katanya.
Berbeda dengan remaja kebanyakan, setiap harinya, mulai pagi hingga menjelang tidur, remaja dengan senyum ramah yang selalu menghiasi bibirnya ini tak ingin menghabiskan waktunya untuk hal yang sia-sia. Ketika selesai waktu belajar, ia pun membantu kedua orangtuanya mulai dari mencari barang rongsokan, menjadi pesuruh untuk menyapu di Rumah Tetangga, serta terkadang membantu Ustad mengajar mengaji sudah jadi rutinitasnya.
“Cita-cita saya ngga neko-neko, saya ingin menaikkan derajat orangtua dan bisa membangun rumah,” ungkapnya.
Jay menceritakan pengalamannya yang membuatnya terkesan hingga hari ini. Sewaktu ia mencari barang bekas, ia menemukan sebuah cincin emas yang ternyata laku dijual seharga Rp500.000.
Ia pun kemudian dengan girangnya membelanjakan hasil jual cincin itu untuk memenuhi stok dapur rumah yang belum diplester itu. Sebab, ada masa di mana ia pernah kehabisan stok makanan, namun ia masih tetap bersyukur karena selalu diberikan kesehatan.
“Seneng banget, rejeki yang ngga diduga-duga. Seperti biasa saya mencari barang bekas di belakang Polres, saya sempat kaget kok ada cincin, tapi setelah diteliti dan katanya ini asli,” katanya.
Discussion about this post