Dari Abu Musa al-Asy’ari RA, dia berkata, Hari Asyura itu diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikan sebagai hari raya. Maka, Rasulullah SAW bersabda, Berpuasalah pada hari itu.” (Muttafaq alaihi).
Dari Aisyah RA, dia berkata, Hari Asyura adalah hari yang dipuasakan oleh orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah, Rasulullah juga biasa mempuasakannya. Dan tatkala datang di Madinah, beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang-orang untuk turut berpuasa. Maka, tatkala diwajibkan puasa Ramadhan, beliau bersabda, ‘Siapa yang ingin berpuasa, hendaklah ia berpuasa dan siapa yang ingin meninggalkannya, hendaklah ia berbuka.” (Muttafaq alaihi).
Dari Abu Hurairah RA dia berkata, Rasulullah SAW ditanya, ‘Shalat apa yang lebih utama setelah shalat fardhu? Nabi menjawab, ‘Shalat di tengah malam’. Mereka bertanya lagi, ‘Puasa apa yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?’ Nabi menjawab, ‘Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud).
Memuliakan Yatim
Lebaran yatim dilaksanakan berdasarkan riwayat, bahwa “Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yg diusap satu derajat“. Mengusap kepala yang dimaksudkan adalah memuliakan anak Yatim dengan pengasuhan dan pendidikan sesuai tahapan perkembangan anak. Kegiatan pemuliaan anak Yatim ini bernilai ibadah yang tinggi.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.” (HR. Bukhari Muslim)
Dari Sahl ibnu Sa’ad, dari Nabi, beliau bersabda: “Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.” [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya]. (HR. Bukhari)
Ritual lebaran yatim sebagaimana lebaran yang lainnya mengandung unsur kegembiraan. Makan bersama fakir miskin dan anak-anak yang terlantar serta memberikan harapan terkait masa depan mereka sebagai tunas bangsa. Pada momentum ini bertemu kepedulian keluarga yang kaya dengan doa anak-anak dari keluarga yang secara ekonomi berada di bawah garis kemiskinan.
Discussion about this post