Lebaran dipandang sebagai hari kemenangan. Maka, semua orang harus bergembira. Kegembiraan itu diekspresikan dengan makan dan minum diiringi musik dan lagu. Para ahli hukum Islam sepakat tentang bolehnya nyanyian dalam peristiwa-peristiwa gembira, seperti lebaran, perkawinan, dan sebagainya. Adapun selain itu, hukum bernyanyi diiringi musik ada dalam perselisihan. Sebagai melarang dengan alasan cenderung melalaikan orang dari dzikir kepada Allah, sholat, dan baca Al Qur’an. Sebagian lagi seperti para ahli sufi membolehkan sebagai media kontemplasi, membangkitkan semangat juang, menumbuhkan kerinduan beribadah dan menasehati dalam kebajikan.
Keistimewaan Muharam
Tradisi lebaran yatim dilaksanakan pada hari Asyura tanggal 10 bulan Muharram. Kita maklumi, bahwa bulan Muharram merupakan salah satu bulan haram yang dilarang berperang. Pada bulan Muharram sebagai titik nol kalender peradaban Islam, umat Islam disunahkan membaca doa akhir tahun dan awal tahun. Selanjutnya memasuki hari ke-9 dan ke-10 bulan Muharram, umat Islam disunahkan menjalankan puasa Tasua dan Asyura.
Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya hari ini adalah hari Asyura, tidak diwajibkan kamu melakukan puasanya, tetapi saya berpuasa. Barang siapa yang ingin berpuasa, berpuasalah, dan barang siapa yang tidak ingin berpuasa, hendaklah ia berbuka (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya hari Asyura adalah termasuk hari-hari (yang dimuliakan) Allah. Barang siapa yang suka berpuasa, berpuasalah. (Muttafaq ‘alaihi)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang lainnya selain hari ini, hari asyura dan bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)
Rasulullah ditanya tentang Puasa Asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim).
Ritual puasa pada tanggal 10 Muharam ini ternyata juga dilakukan oleh orang-orang Yahudi sebagai rasa syukur kepada Allah atas kemenangan dan kemerdekaan yang mereka peroleh dari penjajahan Firaun dan tentaranya yang tenggelam di Laut Merah. Bahkan dalam satu riwayat sudah dilakukan oleh umat Nabi Nuh dan menjadi kebiasaan orang Quraisy di masa jahiliyah. Untuk membedakan puasa Asyura dalam tradisi Islam dengan kebiasaan umat terdahulu, umat Islam disunahkan juga untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharam.
Discussion about this post