[caption id="attachment_1316" align="aligncenter" width="768"]<img src="https://banpos.co/wp-content/uploads/2019/10/demo-jalan-rusak-baksel.jpg" alt="" width="768" height="576" class="size-full wp-image-1316" /> massa unjuk rasa terkait jalan milik Kabupaten Lebak yang ditunda pekerjaannya sehingga membuat warga protes. Jalan ini penghubung Kecamatan Malingping-Wanasalam, Selasa (15/10). (FOTO: WIDODO)[/caption] BAKSEL, BANPOS - Terkait pekerjaan jalan yang dibiarkan ditunda dan belum diselesaikan oleh pihak kontraktor, belasan warga yang tergabung dalam Aliansi Aktivis Lebak Selatan menggelar aksi unjuk rasa mulai dari di depan Kantor Kecamatan Malingping dan dilanjutkan ke kantor Kecamatan Wanasalam, mulai pukul 10.00 WIB, Selasa (15/10) Dalam aksi tersebut, massa meminta kepada Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya agar memberikan teguran kepada dua kontraktor pembangunan jalan Bolang - Wanasalam, yakni CV Java Mutiara Karya Utama dan CV Putra Jaya Lestari yang dinilai tidak bertanggung jawab atas pekerjaan garapannya. Haes Rumbaka, peserta aksi mengatakan, warga di wilayahnya sudah sekitar satu bulan lebih mengeluhkan dampak debu yang ditimbulkan oleh aktivitas proyek jalan kewenangan Pemkab Lebak, yang belum tuntas tapi pekerjaannya ditinggalkan. "Sekitar satu bulan lalu jalan ini dipasang lapis pondasi agregat semen (Cement Treated Base/ CTB), setelah itu ditinggalkan tanpa ada penyiraman, akibatnya setiap hari warga di sibi diracuni debu yang menyesakan nafas," tandas Haes. Dikatakan Haes, dengan keadaan tersebut, pihaknya menuntut kepada pihak pelaksana proyek agar segera menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, agar debu akibat dampak proyek tidak terjadi berkepanjangan dan tidak lagi mengganggu pernafasan warga. "Selama ini kami bingung untuk menyampaikan keluhan, karena tidak ada pihak pelaksana yang ada di lokasi. Padahal bangunan jalan ini sudah lama dibiarkan mangkrak seperti itu," ujarnya. Menurutnya, apabila pihak kontraktor tidak segera membereskan pembangunan jalan ini, kata dia, maka pihaknya akan menggelar aksi di Kantor Dinas PUPR dan Kantor Bupati Lebak dengan jumlah massa yang lebih banyak. Pantauan, jalan kabupaten yang belum diselesaikan dan berdampak debu itu ada dua titik pekerjaan, yang satu mulai Desa Cipeucang Hingga Cikeusik sekitar tujuh kilometer dan yang satu di titik Cidadap sepanjang sekitar tiga kilometer. Di kedua titik ini para pendemo berorasi menggunakan sound system dan berkeliling menggunakan iringan kendaraan. Demo pun berakhir pada pukul 13. 00 WIB.(WDO/ENK)<!--nextpage-->
Discussion about this post