KONDISI terkini data covid19 per tanggal 30 Juni 2020 berdasarkan data yang dirilis Kemenkes untuk Provinsi Banten jumlah pasien terkonfirmasi positif sebanyak 1453 dengan angka kematian sebanyak 79 orang dengan posisi secara nasional berada pada urutan ke-11 semoga data ini menunjukkan angka sebenarnya di masyarakat, namun demikian mengacu pada penjelasan dinas terkait yang kami dapatkan secara langsung penjelasannya upaya Kuratif penanganan pasien Covid19 di Banten sebetulnya sudah cukup baik dilakukan indikatornya adalah kesiapan layanan kesehatan khusus covid19 dan ketersediaan penunjang diagnostik Covid19, terdapat 6 titik Laboratorium Berstandar yang diijinkan Kemenkes melakukan pengujian Swab dengan PCR Test disamping itu pengujian Rapid Test Drive Thru pun mulai massif dilakukan, bilapun ada kekurangan tentu kita dapat memakluminya karena menghadapi pandemi tak seperti menghadapi bencana banjir atau tsunami.
Menyikapi fenomena unik kondisi sosiologis masyarakat di Indonesia secara umum khususnya di Banten dengan segala bentuk ragam sikap dan perilaku sosial masyakat dalam memandang pandemi ini, hal yang harus dilakukan para stakeholder khususnya penanggung jawab pengendali covid di Banten (Gugus Tugas Daerah) hendaknya perlu melibatkan peran Informal Leader (Ulama dan Tokoh Masyarakat) dan penggunaan Narasi Agama dalam upaya-upaya preventif dan Promotif juga mengantisipasi gelombang stress yang dialami masyarakat maupun tenaga kesehatan, bahkan didalam tindakan kuratif pun perlu dikombinasikan dengan narasi agama agar memantik semangat para korban covid terutama bagi yang sedang menjalani proses karantina khususnya korban beragama Islam. Keterlibatan ulama juga tokoh masyarakat sebagai Informal Leader sangat diperlukan guna menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dan aparatur negara, dalam komunikasi publik para Formal Leader membutuhkan Informal Leader agar tidak muncul resistensi serta penolakan upaya kendali sebaran covid19.
Covid19 memang nyata terjadi namun penafsiran di masyarakat beraneka ragam, sikap terhadap covid19 juga beragam, muncul berbagai model mazhab sikap atas covid19 mulai dari mazhab rasionalis, ghaib, konspiratif, skeptis dan mazhab konfrontatif kesemuanya adalah keunikan dan bentuk kearifan lokal yang perlu mendapatkan langkah taktis dengan melibatkan berbagai pihak khususnya para Informal Leader agar dapat mengurai segala benang kusut dampak sosial covid19 yang cukup kompeks diantaranya adalah stigma negatif yang cenderung “killer” bahkan melebihi sadisnya vonis “HIV Aids” atau “Teoris”, tidak sedikit problematika serta kekisruhan terjadi bukan pada inti persoalan kesehatan namun lebih pada problem salah tafsir, salah paham dan polemik sosial turunan yang makin menjauh dari pokok persoalan kesehatan.
Discussion about this post