BANPOS,CILEGON – Warga Suralaya, Kecamatan Pulomerak sepakat memberikan dukungan untuk pasangan calon Walikota Cilegon, Ratu Ati Marliati-Sokhidin. Pernyataan dukungan kepada PAS itu disampaikan mereka pada Rabu (19/8).
Selain warga Suralaya, tokoh masyarakat dari sejumlah daerah, Lebak Gede, Tamansari, Mekarsari, juga menyatakan dukungan secara terbuka. Mereka menyatakan dukungan itu karena Pasangan Ati-Sokhidin yang diusung Partai Golkar, Gerindra, Nasdem dan PKB, adalah calon pasangan walikota yang paling pas dan rasional.
Pernyataan dukungan para tokoh masyarakat itu disampaikan langsung di depan Ratu Ati Marliati yang didampingi Ketua Relawan RAM, Isro Mi’raj. Isro menyebut dukungan yang terus berdatangan adalah bukti bahwa calon pasangan Ratu Ati Marliati-Sokhidin adalah calon walikota yang diinginkan masyarakat Kota Cilegon.
“Dukungan yang terus mengalir ini nyata, buka kaleng-kalengan. Masyarakat kita sudah pintar dan tahu siapa calon walikota yang mampu membawa kota ini kearah yang lebih baik. Kesuksesan yang sudah ada harus dilanjutkan, itu point-nya,” ujar Isro.
Pada bagian lain, dua warga yang mengaku kader Partai Demokrat Cilegon bersilaturahim ke Posko Relawan RAM di Taman Cilegon Indah (TCI), Kecamatan Cibeber. Keduanya adalah Sanudin dan Nasuki. Mereka bertemu dengan Tim Relawan RAM dan menyatakan dukungan kepada Pasangan Ati-Sokhidin (PAS).
Kepada wartawan, Sanudin yang mengatasnamakan pribadi menyatakan dukungan kepada Pasangan Ati-Sokhidin karena mengikuti nuraninya sendiri. “Tidak ada paksaan, tidak ada ajakan, tidak pula karena desakan. Ini murni panggilan hati saya,” tandas Sanudin.
Sementara itu, Nasuki yang mengaku sebagai Pengurus Ranting Demokrat Suralaya menegaskan, pilihan politik dirinya adalah hak konstitusional sebagai warga negara. “Saya mendukung Ibu Ati dan Pak Sokhidin karena saya menilai keduanya dekat dengan masyarakat, mengayomi dan merakyat,” terang Nasuki.
Saat disinggung soal sanksi karena tidak sejalan dengan partai yang mengusung calon lain, Nasuki siap menerima konsekuensi itu. “Saya siap menerima sanksi itu. Ini konsekuensi logis dari sebuah proses demokrasi,” ungkap Masuki.
Discussion about this post