PANDEGLANG, BANPOS – Seorang bayi kembar asal Kampung Cicadas Desa Teluk, Kecamatan Labuan, yang terlahir tanpa anus sudah bisa dipulangkan ke rumah kediamannya, kepulangan tersebut dibantu oleh pihak Puskesmas Labuan dan beberapa relawan Charity Banten.
Bayi yang terlahir kembar tanpa anus tersebut merupakan anak dari Sdr. Topik, anak tersebut memiliki kelainan yaitu Atresia Ani (tanpa anus) dan sempat menghebohkan dunia dunia medis di Kabupaten Pandeglang, sebab kelahiran awalnya dari bayi kembar tanpa anus ini harus penuh perjuangan, selain tidak memiliki BPJS namun pihak RSUD juga keterbatasan team medis sepesialis bedah anak.
Kepala PKM Labuan, Angga Iskandarwinata menuturkan, saat perjalanan sang bayi yang satu meninggal saat dalam penanganan medis, namun pihaknya bersama tim relawan berusaha menyelamatkan bayi yang satu lagi.
“Iya saat kami mendapat laporan dari relawan kami bergerak mengevakuasi pasien tersebut, namun saat dalam perjalan kondisi memang sudah lemah bayi yang satu, namun kita sempat berikan penyelamatan ke RS Aulia yang terdekat karena kondisi yang makin buruk namun sayang sang bayi satu tidak bisa terselamatkan,” kata Angga, Kamis (4/6).
Meskipun sempat mengalami hambatan, pihaknya terus berupaya kepada pihak rumah sakit yang sudah bermitra dengan pihak BPJS, oleh karenanya dia meminta pihak relawan untuk mencari solusi agar bayi yang masih hidup bisa segera ditangani karena sudah mulai menurun kondisinya.
“Untuk penangan bayi yang masih selamat, kita bawa kesana dan dirawat secara intensif oleh RSUD Berkah, karena sulitnya mencari ruang ICU di rumah sakit yang bermitra dengan BPJS maka kami koordinasi dengan relawan Charity Banten, untuk mencari solusi penyelematan bayi, sebab kondisinya semakin hari semakin menurun,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Charity Banten, Diki Nurmansyah mengatakan, pihaknya mencari Rumah Sakit Swasta untuk segera menangani bayi yang selamat, pada akhirnya diputuskan untuk di rawat di salah satu rumah sakit swasta dan biaya penanganan ditanggung oleh yayasan Sedekah Terbuka.
Discussion about this post