JAKARTA, BANPOS – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengatakan, kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, Brazil, menjadi momen bersejarah bagi Indonesia.
Karena, ini adalah pertama kalinya Indonesia berpartisipasi sebagai anggota penuh BRICS.
Teddy menyebut, bergabungnya Indonesia dalam forum BRICS merupakan inisiasi langsung Prabowo pada tahun pertamanya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
“Ada sejarah baru Indonesia secara resmi, mengikuti KTT BRICS yang pertama kali dan ini adalah inisiasi bapak Presiden, kemudian di tahun yang sama kita diterima, seluruh negara anggota BRICS dukung, dan kemudian di tahun yang sama kita resmi menjadi anggota penuh BRICS,” kata Teddy dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (9/7/2025).
Teddy menjelaskan, bergabungnya Indonesia dalam forum ekonomi dunia BRICS ini merupakan kebijakan Presiden Prabowo agar Indonesia bisa berkolaborasi dengan banyak negara.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Ini adalah (kebijakan) dari Pak Presiden bagaimana caranya indonesia berkolaborasi, kemudian sebanyak mungkin bergabung dengan organisasi-organisasi. Inilah salah satunya, BRICS kita bergabung,” tuturnya.
Teddy menambahkan, Prabowo juga menyampaikan pandangannya dalam pertemuan yang dihadiri kepala negara dan kepala pemerintahan anggota BRICS.
Total ada 28 negara yang hadir. Rinciannya, 10 anggota penuh BRICS, 10 negara partner dan 8 negara tamu.
“Ini menunjukkan Indonesia semakin didengar, semakin diperhatikan, semakin dipandang dan semakin dibutuhkan di dunia global,” ucap Teddy.
“Di BRICS sendiri dari 10 negara, hampir 50 persen adalah populasi dunia, dan dari PDB-nya 35 persen dari PDB global,” imbuhnya.
Sebelum itu Presiden RI Prabowo Subianto mengikuti rangkaian hari kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 bersama pemimpin dunia di Rio de Janeiro, Brazil.
Agenda KTT itu membahas isu lingkungan, COP 30 hingga kesehatan global. KTT BRICS yang mengangkat tema ‘Environment, COP 30, and Global Health’ menjadi topik penting yang mencerminkan urgensi kerja sama global di tengah krisis iklim dan tantangan sistem kesehatan dunia.
Discussion about this post