JAKARTA, BANPOS – Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka melemah Pada 0,08 persen ke level Rp 16.213 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp 16.200 per dolar AS.
Pergerakan mata uang mayoritas melemah terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia anjlok 0,41 persen, won Korea Selatan turun 0,4 persen, yen Jepang minus 0,17 persen, baht Thailand melemah 0,13 persen, dolar Taiwan minus 0,1 persen, dolar Singapura melemah 0,07 persen, dan peso Filipina turun 0,04 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya melemah 0,10 persen ke level 96,36. Sementara nilai tukar rupiah terhadap poundsterling Inggris menguat 0,26 persen ke level Rp 22.293, dan terhadap dolar Australia melemah 0,11 persen ke level Rp 10.653.
Pengamat pasar keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, senat Amerika Serikat telah meloloskan secara prosedural RUU Pajak yang dikhawatirkan akan meningkatkan defisit.
“Rancangan Undang-undang tersebut, yang lolos tipis di Senat selama akhir pekan, mengusulkan perombakan besar-besaran kode pajak, termasuk pengurangan luas yang didanai oleh pemotongan program Medicaid dan energi hijau,” katanya, Rabu (2/7/2025).
E-Paper BANPOS Terbaru
Ibrahim menambahkan, Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan meningkatkan defisit fiskal sebesar 3,8 triliun dolar AS sehingga investor mulai khawatir bahwa pemotongan pajak yang agresif, yang dipasangkan dengan pengurangan belanja pemerintah, dapat mengikis disiplin fiskal dan memicu inflasi jangka panjan.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa fokus pasar hari ini adalah Pidato Ketua Federal Reserve Powell dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh ECB. “Pasar akan menganalisis dengan saksama untuk mendapatkan petunjuk tentang kapan Fed akan mulai memangkas suku bunga,” tuturnya.
Ibrahim memproyeksi, nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat dalam rentang harga Rp 16.130-Rp 16.190 per dolar AS sepanjang hari ini.(RM.ID)
Discussion about this post