TANGERANG, BANPOS – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui Telkom Banten kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui program unggulan Packfest 2025.
Program ini dirancang untuk membantu pelaku UMKM meningkatkan daya saing produk melalui kemasan yang lebih profesional dan menarik. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar Telkom dalam mendorong UMKM agar siap bersaing di pasar modern dan digital.
Pada 24 Juni 2025, tim Community Development Center (CDC) Telkom Banten, Sidik. menyerahkan secara simbolis kemasan baru kepada Siti Ngafiah, pemilik usaha kuliner “Dapoer Bu Siti”.
Penyerahan ini bukan hanya bentuk dukungan material, tetapi juga simbol transformasi UMKM lokal menuju standar kemasan yang lebih kompetitif. Dengan desain yang lebih modern dan informasi nilai gizi yang lengkap, produk “Dapoer Bu Siti” kini siap menembus pasar yang lebih luas, termasuk potensi masuk ke ritel modern dan platform e-commerce.
Packfest 2025 merupakan bagian dari program pembinaan UMKM bertajuk Go Modern, yang telah dijalankan Telkom sejak 2024. Program ini mencakup pelatihan branding, manajemen usaha, sertifikasi halal, hingga penyusunan informasi nilai gizi.
E-Paper BANPOS Terbaru
Hingga akhir 2024, tercatat lebih dari 468.000 kemasan telah dicetak untuk 568 UMKM di seluruh Indonesia melalui program ini, Packfest menjadi salah satu program paling berdampak dalam ekosistem pemberdayaan UMKM Telkom.
Lebih dari sekadar kemasan, Packfest mendorong perubahan paradigma pelaku UMKM dalam memandang produknya. Kemasan kini bukan hanya pelindung fisik, tetapi juga alat komunikasi merek, identitas usaha, dan bahkan alat edukasi konsumen.
Dalam era digital, kemasan yang menarik dan informatif terbukti meningkatkan konversi penjualan, terutama di platform daring. Oleh karena itu, Telkom juga menyediakan layanan konsultasi desain dan koneksi ke vendor kemasan terpercaya.
Menurut data KADIN dan Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM menyumbang lebih dari 60% PDB Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Namun, tantangan terbesar mereka adalah akses terhadap pasar dan peningkatan kualitas produk.
Discussion about this post