JAKARTA, BANPOS – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina kembali mempertahankan peringkat nasional tingkat kesehatan perusahaan dengan predikat AAA atau excellent soundness (sangat sehat) untuk tahun buku 2024.
Peringkat tersebut mengindikasikan kondisi keuangan dan operasional PGN yang kokoh serta berkelanjutan, sesuai dengan parameter evaluasi yang ditetapkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penilaian ini dilakukan bekerja sama dengan lembaga pemeringkat Fitch Ratings Indonesia.
Dalam hasil pemeringkatan, PGN memperoleh Stand Alone Rating pada level bb+/aa (idn) dan Final Rating BBB-/AA+ (idn) dengan outlook stabil. Predikat “Sangat Sehat” ini juga telah berhasil dipertahankan perusahaan sejak tahun sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan PGN, Fajriyah Usman menyatakan, capaian tersebut mencerminkan stabilitas kinerja operasional, tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), serta disiplin dan transparansi dalam pengelolaan keuangan.
“Keberhasilan mempertahankan tingkat kesehatan perusahaan dan konsistensi dalam pembagian dividen mencerminkan komitmen kuat PGN dalam menjaga keberlanjutan dan profitabilitas usaha, sekaligus memberikan imbal hasil optimal kepada pemegang saham,” ujar Fajriyah dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (19/6/2025).
E-Paper BANPOS Terbaru
Selama tiga tahun terakhir, PGN terus mencatatkan dividend payout ratio di atas 60 persen dan dividend yield lebih dari 7 persen. Ini menjadi indikator kuatnya posisi keuangan dan daya tarik investasi PGN di mata para pemegang saham.
Pada tahun 2024, PGN mencatatkan pendapatan sebesar 3,79 miliar dolar AS atau tumbuh sekitar 4 persen dibanding tahun sebelumnya. Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar 339 juta dolar AS, meningkat 22 persen dari tahun 2023. Adapun belanja modal (capex) pada 2024 tercatat sebesar 255 juta dolar AS, atau naik 10,12 persen secara tahunan.
Fajriyah menambahkan, PGN tetap fokus pada efisiensi operasional dan penguatan portofolio bisnis di tengah dinamika eksternal yang penuh tantangan. “Manajemen risiko dan keuangan dijalankan secara disiplin dengan memperkuat mitigasi risiko operasional dan keuangan, termasuk pengelolaan likuiditas yang lebih ketat,” katanya.
Discussion about this post