LEBAK, BANPOS – Harga tomat di sejumlah Pedagang di pasar tradisional Rangkasbitung, mengalami lonjakan signifikan seiring masuknya masa pancaroba.
Pada Rabu (14/5), harga tomat tercatat mencapai Rp20.000 per kilogram, naik dua kali lipat dari harga sebelumnya yang hanya Rp10.000 per kilogram.
Kenaikan harga ini dipicu oleh dua faktor utama, yakni cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah penghasil, dan berkurangnya pasokan dari para pengepul.
Meti, salah seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Rangkasbitung, mengungkapkan bahwa kenaikan harga sudah terjadi sejak dua hari terakhir.
Menurutnya, perubahan cuaca yang tidak menentu menyebabkan sebagian petani gagal panen, sehingga distribusi tomat terganggu.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Baru dua hari ini harga naik terus. Awalnya Rp10 ribu, besoknya jadi Rp15 ribu, dan tadi pagi sudah Rp20 ribu per kilo. Katanya sih karena pasokan berkurang dan banyak lahan pertanian yang gagal panen,” ujar Meti kepada wartawan.
Ia juga mengaku kewalahan menghadapi keluhan dari para pelanggan yang mulai mengurangi jumlah pembelian akibat harga yang melonjak drastis.
“Banyak pembeli yang komplain. Bahkan ada yang cuma beli setengah dari biasanya,” keluhnya.
Pedagang berharap harga tomat bisa segera kembali stabil agar aktivitas jual-beli kembali normal. “Kalau bisa sih harganya balik ke awal, biar langganan enggak pada kabur,” tandasnya.
Keluahan diungkapkan oleh masyarakat Rangkasbitung yang berprofesi sebagai pedagang, Neni. Ia mengaku kenaikan ini membuat dirinya terkejut dan kesulitan mendapatkan keuntungan dalam usaha dagangnya.
“Kita bikin sambel kan pakai tomat. Sedangkan ini tiba-tiba mahal, tentu ini membuat kami sebagai pedagang kecil benar-benar kesulitan,” singkat Neni. (MYU/DZH)