RANGKASBITUNG, BANPOS – Libur panjang akhir pekan yang dimanfaatkan banyak orang untuk berlibur ke luar kota, justru menjadi momen hangat bagi sejumlah warga Rangkasbitung untuk berkumpul bersama keluarga dengan menggelar babacakan—tradisi makan bersama yang masih lestari di tengah masyarakat.
Di sejumlah kampung di Kecamatan Rangkasbitung, suasana kekeluargaan terasa kental saat keluarga besar berkumpul, menghamparkan daun pisang, dan menikmati aneka lauk-pauk secara bersama-sama.
Salah satu warga Rangkasbitung, Anisah, mengaku setiap libur panjang, keluarganya sengaja menggelar babacakan sebagai cara menjaga kebersamaan.
“Babacakan ini sudah jadi kebiasaan turun-temurun dari orang tua kami. Kalau libur panjang, daripada ke luar kota, kami kumpul di rumah, masak sama-sama, terus makan bareng. Ini lebih hangat dan lebih bermakna buat keluarga,” ujarnya kepada BANPOS, Senin (12/5).
Menu yang disajikan pun beragam, mulai dari nasi liwet, ayam goreng, sambal terasi, lalapan, hingga ikan asin. Semuanya dimasak bersama dan disantap di atas daun pisang atau hamparan kertas nasi secara lesehan.
E-Paper BANPOS Terbaru
Menurut Anisah, tradisi ini tak hanya mempererat hubungan antar anggota keluarga, tapi juga menjadi cara mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda.
“Anak-anak sekarang kadang lebih suka makanan cepat saji. Dengan babacakan, mereka bisa tahu cara orang tua dulu membangun keakraban lewat makanan dan kebersamaan,” tandasnya. (MYU)