Oleh : Teguh Renggayana
Penggiat Pendidikan, Menulis Di Beberapa Media Lokal dan Nasional, Warga Banten
TAK mengherankan jika indeks capaian pendidikan di Banten terus menunjukkan tren peningkatan. Praktik-praktik terbaik (best practice) dalam dunia pendidikan di Banten menunjukkan bahwa proses pendidikan mengalami ritme positif berkelanjutan. Pemerintah daerah pun diharapkan mampu mengambil langkah tegas, utuh dan menyeluruh untuk pendidikan yang lebih baik. Terlihat bahwa pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Provinsi Banten kian terurus. Upaya menjaga dan memperbaiki standar ini menjadi kunci tercapainya rata-rata pemenuhan standar pendidikan nasional di Provinsi ini.
Banten telah mengalami banyak transformasi dan berkembang menjadi salah satu provinsi maju di Indonesia. Pendidikan menjadi kunci penting dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM): membangun SDM yang tangguh, dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menghormati budaya lokalnya serta didukung oleh kerja sama dengan industri dan talenta global. Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan kualitas dan daya saing SDM, didukung oleh penyediaan infrastruktur, tata kelola, dan manajemen SDM. Upaya ini harus selaras dengan peningkatan proses mutu pembelajaran di sekolah-sekolah kita.
Mengapa kita harus tetap optimistis dalam membangun dan mengelola pendidikan di Banten? Karena kita percaya bahwa kemajuan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh peradaban pendidikan yang terjaga, terjaga dari dinamikanya, dan humanisnya. Hal ini terdeskripsi oleh rilis Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, yang menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Provinsi Banten terus mengalami kemajuan, ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2024, IPM Banten mencapai 76,35 atau meningkat 0,58 poin dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 75,77.
E-Paper BANPOS Terbaru
Peningkatan IPM 2024 terjadi di semua dimensi, terutama standar hidup layak dan pengetahuan. Harapan lama sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun naik dari 13,09 tahun menjadi 13,10 tahun. Rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas meningkat dari 9,15 tahun menjadi 9,23 tahun. Sementara itu, rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun naik sebesar 496 ribu rupiah atau 3,94 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini adalah angka-angka penting yang tetap harus dijaga dan ditingkatkan kualitas serta layanannya. Namun, esensi pengelolaan pendidikan bukanlah semata angka, melainkan manusia. Maka, manusialah yang harus berubah menjadi lebih baik, dimulai dari cara merasakan dan berpikirnya.