CILEGON, BANPOS – Adanya kabar dugaan perundungan atau bullying yang terjadi di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Raudhatul Jannah (SMAIT RJ) Cilegon diklarifikasi pihak sekolah.
Kepala SMAIT RJ Cilegon, Kiki Maullidina, menepis kabar adanya dugaan bullying yang terjadi terhadap salah satu siswa. Hal ini disampaikan Kiki, seusai menginisiasi mediasi terkait persoalan hilangnya sebuah handphone di lingkungan sekolah.
Sejak persoalan muncul, pihak RJ mengaku sudah merespon persoalan tersebut. Pemulihan nama baik juga akan dilakukan setelah tahapan penanganan selesai. Upaya wali kelas dan Guru BK beserta psikolog sudah dilakukan, meski wali murid tidak bersedia karena alasan sudah menyiapkan psikolog sendiri.
“Sebetulnya itu sudah kami respon ya. Memang tidak merespon langsung ke media, akan tetapi kami merespon dengan surat pemberitahuan resmi kepada seluruh warga sekolah, bahwa berita itu tidak benar,” ujar Kiki, di ruang kerjanya, Senin (9/9).
Karena itu, dia berharap kepada semua wali murid jika menemukan permasalahan apapun terkait dengan putra-putrinya perlu bersikap sabar dan mempercayakan kepada pihak sekolah.
Kiki mengklaim bahwa pihak sekolah sangat berhati-hati dalam mengurai persoalan anak didiknya, mengingat pihak RJ memiliki sistem dan mekanisme sendiri dalam penanganan kasus.
“Kami tidak abai, tapi memang kami punya mekanisme sendiri dalam meyelesaikan permasalahan. Dan alhamdulillah, mediasi hari ini yang dihadiri langsung Kepala Dinas DP3AP2KB dan Kepala UPT PPA, Unit Binmas Polsek Cibeber, kedua belah pihak wali murid, saksi wali murid, dan pihak terkait lainnya, semuanya sudah clear,” tambah Kiki.
Dikatakan Kiki, sekolah tidak ingin gegabah menangani kasus ini karena pihaknya punya sistem dan mekanisme dalam penanganan kasus.
“Dari awal persoalan muncul sudah direspon, pemulihan nama baik akan diumumkan setelah tahapan penanganan selesai. Hari pertama peserta didik tidak hadir ke sekolah, sudah ada upaya dari sekolah untuk home visit dari wali kelas, guru BK dan psikolog. Namun orangtua menolak dengan alasan ada psikolog lain,” tuturnya.
Discussion about this post