PADA tanggal 27 April 1999, Cilegon mengukir sejarah baru dengan menjadi kota otonom, meraih ‘kemerdekaan’ administratifnya. Terletak di tepi Selat Sunda, kota ini mendapatkan julukan Kota Baja berkat keberadaan industri baja terkemuka milik Pemerintah Indonesia, Krakatau Steel.
Cilegon bukan sekadar kota, melainkan pusat kehidupan metropolitan yang seperti layaknya kota lainnya, memiliki sejumlah potensi, daya tarik, serta dengan permasalahan yang mengiringi.
Selama usia 25 tahun ini, jabatan Walikota Cilegon telah diisi oleh Aat Syafaat, Iman Ariyadi, Edi Ariadi, dan saat ini adalah Helldy Agustian. Selain itu, terdapat juga pejabat sementara, yang diisi oleh Rifa’i Halir, Hidayat Djohari, Suyitno, Edi Ariadi, dan Maman Mauludin.
Layaknya sebuah Kota Industri, PDRB di Kota Cilegon didominasi oleh Industri Pengolahan, yang pada tahun 2023 berkontribusi sebesar Rp71.617.785,93. Sedangkan, selama empat tahun terakhir, Kota Cilegon mencatat Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang beragam.
Pada tahun 2019, PAD mencapai Rp634.798.056, yang setara dengan 35,93 persen dari total pendapatan. Tahun berikutnya, pendapatan meningkat menjadi Rp717.400.615, yang merupakan 40,73 persen dari total pendapatan pada tahun itu. Namun, tahun 2021 melihat sedikit penurunan dengan PAD sebesar Rp630.935.131, atau 35,33 persen dari total pendapatan.
Tahun 2022 menjadi tahun puncak dengan PAD mencapai Rp760.514.605, yang setara dengan 42,03 persen dari total pendapatan. Dalam periode empat tahun tersebut, rata-rata persentase PAD Kota Cilegon adalah sebesar 38,50 persen.
Sedangkan untuk aspek capaian pembangunan, pada tahun 2021, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Cilegon mencapai 77,11, yang meningkat menjadi 77,68 pada tahun 2022, dan terus melonjak menjadi 78,24 pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan tren positif dalam pembangunan manusia di Kota Cilegon selama periode tersebut.
Pada saat ini, dibawah kepemimpinan Walikota Cilegon Helldy Agustian dan Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta Kota Cilegon bisa dibilang banyak capaian yang patut dibanggakan namun masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.
Seperti, terkait kemiskinan, tercatat pada tahun 2021, jumlah penduduk miskin di Kota Cilegon sebanyak 18,89 ribu orang, yang mengalami penurunan menjadi 16,46 ribu orang pada tahun 2022. Namun, pada tahun 2023, jumlah penduduk miskin kembali meningkat menjadi 18,20 ribu orang.
Kemudian terkait laju pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan variasi selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021, laju pertumbuhan ekonomi mencapai 5,24 persen, yang mengalami penurunan menjadi 4,51 persen pada tahun 2022. Namun, pada tahun 2023, laju pertumbuhan ekonomi kembali mengalami kenaikan menjadi 4,82 persen
Di usia ke 25 tahun ini kebetulan bersamaan tahun politik yaitu pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada 27 November mendatang. Banyak tokoh yang ingin menjadi orang nomor satu di Kota Baja untuk menyelesaikan PR yang saat ini masih menumpuk untuk diselesaikan.
Bakal Calon Walikota Cilegon yang juga Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Mi’raj berharap di usia Kota Cilegon ke 25 tahun, Pemerintah Kota Cilegon bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan program yang nyata dan tidak hanya asal mengklaim.
“Semoga di usia ke 25 tahun ini Kota Cilegon terus berbenah memberikan pelayanan dasar yang baik terhadap masyarakat ditunjukan dengan bentuk program yang real tidak hanya klaim tetapi juga bagaimana masyarakat Kota Cilegon dari seluruh aspek masyarakat bisa terfasilitasi, terlayani dengan baik dari kesehatan, pendidikan, infrastruktur, karena hakikatnya pemerintahan hanya ada dua tugas pemerintah itu memberikan rasa aman dan mensejahterakan masyarakatnya,” kata Isro kepada BANPOS, Kamis (25/4).
Isro menginginkan, pemkot jangan hanya mengedepankan kegiatan seremonial namun memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Cilegon.
“Harapan kami tidak hanya kegiatan seremonial, tetapi bagaimana betul-betul memberikan hasil yang baik pelayanan dari seluruh aspek sumber daya manusia, kesehatan, infrastruktur, dan peluang berwirausaha, peluang bekerja,” ujar Sekretaris DPD II Partai Golkar Kota Cilegon ini.
Bakal Calon Walikota Cilegon Robinsar mengatakan di momen HUT Kota Cilegon ke 25 berbarengan dengan Pilkada diharapkan agar ada pimpinan baru yang bisa membawa Kota Cilegon ke arah lebih baik.
“Pada prinsipnya di tahun 2024 ini akan adanya Pilkada, harapannya dengan walikota yang baru bisa membawa perubahan yang lebih baik, lebih sejahtera, baik dari bentuk fisik pendidikan dan lain-lain,” ujarnya ketika ditemui di deklarasi tim pemenangan Yamanan untuk kemenangan Robinsar di Pilkada mendatang.
Saat disinggung terkait perkembangan Kota Cilegon di masa kepemimpinan Walikota Cilegon Helldy Agustian dan Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta, Ketua Askot PSSI Kota Cilegon ini mengaku hampir tidak ada perkembangan.
“Hampir nggak ada perkembangan, tidak ada pembangunan yang berarti, jadi saya anggap mungkin monoton jadi hanya ada beberapa program yang kita juga harus akui, seperti beasiswa, itu program yang baik dan kedepan pun akan lebih kita masif kan, lebih kembangkan lagi mungkin lebih mempermudah,” papar caleg DPRD Kota Cilegon terpilih dari Dapil Grogol-Pulomerak peraih suara terbanyak di Pileg 2024 ini.
Selain itu, pria berusia 32 tahun ini menginginkan kedepan kepada pimpinan yang baru agar lebih memperhatikan kualitas SDM.
“Karena bagaimana caranya sekarang poinnya itu peningkatan SDM, SDM itu ada dua secara pendidikan dan juga secara skill jadi kita menginginkan kedepan itu kuantitas untuk para pemuda pemudi di Cilegon bisa mengenyam bangku kuliah, kita akan permudah karena itu juga dalam rangka peningkatan SDM tadi dan mempermudah ketika SDM nya sudah siap mempermudah untuk mereka untuk mencari kerja. Jadi mengurangi pengangguran juga,” terangnya.
Menurutnya masih banyak persoalan-persoalan di Kota Cilegon yang harus segera diselesaikan. Bilamana dirinya terpilih sebagai Walikota Cilegon periode selanjutnya akan membenahi Kota Cilegon.
“Masih banyak PR, intinya tidak ada yang sempurna masih banyak kekurangan. Dan tentunya kita akan coba cari kekurangannya untuk kita sempurnakan di periode yang akan datang,” tegasnya politisi Partai Golkar ini.
Bakal Calon Walikota Cilegon Dede Rohana Putra mengatakan, di usia Kota Cilegon ke 25 tahun saat ini Kota Cilegon masih tertinggal dalam pengelolaan perkotaannya dan belum ada perubahan yang signifikan.
“Justru tertinggal kita pengelolaan perkotaannya ngga ada perubahan, infrastruktur juga, kita lihat tertinggal masih banyak jalan-jalannya pada rusak, jalur-jalur arteri itu pada sempit, pada macet, kalau hujan banjir dimana-mana,” tuturnya.
“Nyari pekerjaan sulit, masih jauh dari harapan disamping itu jadi tantangan bagi pemimpin kedepan,” tambahnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) berharap kedepan tata kelola Kota Cilegon jauh lebih baik.
“Kita berharap Cilegon lebih cantik pengelolaan tata kelolanya, kita ingin Cilegon kedepan masyarakatnya mudah mencari lapangan pekerjaan, kita ingin kedepan Cilegon jalan-jalannya pada lebar, trotoarnya pada cantik, jalan-jalan ke lingkungan pada bagus dan menjadi kota terdepan dalam hal digitalisasi, benar-benar menjadi kota modern dan fasilitas umumnya juga diperhatikan masyarakatnya bahagia,” papar anggota DPRD Provinsi Banten ini.
Bakal Calon Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta bersyukur Kota Cilegon sudah memasuki usia 25 tahun. “Alhamdulillah ada banyak capaian-capaian, ada perubahan, ada perbaikan, tapi PR kita masih sangat banyak,” katanya.
Menurut Sanuji APBD Kota Cilegon harus dimaksimalkan dan harus berpihak kepada masyarakat. “Konsen kita terutama APBD, APBD kita harus terus berpihak kepada masyarakat, APBD kita harus terus dipakai sebesar-besarnya untuk masyarakat, APBD kita harus dicegah dari penyimpangan, penyelewengan, korupsi, pemborosan yang tidak penting yang tidak perlu karena masih banyak PR di masyarakat,” ujarnya.
“Infrastruktur kita ada banyak PR jalan, irigasi, taman, lampu penerangan jalan, sumber daya manusia pun kita masih banyak PR. Kemampuan daya saing pemuda kita, kemampuan daya saing warga kita, kota yang dianggap kota bisnis, kota finansial, kota berprestasi maka sumber daya SDM masyarakat Cilegon harus ditingkatkan akselerasi sehingga punya daya saing level nasional, internasional kemudian tentu pemerintahan kita mesti lebih efisien, lebih efektif, ada banyak aset kita yang belum maksimal ada pelayanan publik yang masih belum maksimal, ditengah rasa syukur itu kita harus memperbaiki dan saya kira masyarakat Cilegon harus fastabiqul khoirot seluruhnya. Baik pemerintahan, pimpinan, aparatur, pejabat, pengusaha, masyarakat, ulama, kiyai harus bersinergi,” sambungnya.
Dikatakan Sanuji para pejabat harus berlomba-lomba berperan semaksimal mungkin sesuai dengan posisi masing-masing dan saling mengisi, saling menasehati, saling mengingatkan.
“Ada tantangan-tantangan zaman kepada anak muda harus ada perhatian, memang ini bukan fisik yang mudah diperbaiki, kenakalan remaja, perkelahian, tawuran, seks bebas dikalangan remaja, keretakan rumah tangga, perceraian rumah tangga, ini persoalan-persoalan mental, moral persoalan-persoalan sosial ke masyarakat yang harus ada sisi yang harus kita perbaiki ini harus bermula dari ketulusan kita,” ujarnya.
“Pembangunan ini ngga bisa hanya mengandalkan fisik kita tapi harus terus sisi rohaninya, sisi ilahiahnya, sisi langitnya, jadi harus kepada memperbaiki hubungan kita dengan ibadah masyarakat harus diperbaiki, pemahaman akhlak, ibadah masyarakat harus dicontohkan oleh kita semua oleh para pimpinan harus dicontohkan. Banyak hal yang harus kita perbaiki,” sambungnya.
“Jadi masih banyak persoalan-persoalan kita yang harus benahi lebih cepat seluruh pihak bersama-sama terutama masyarakat yang paling bawah, masyarakat dhuafa, masyarakat miskin, masyarakat yang terpinggirkan, masyarakat yang tidak punya pekerjaan, yang rumahnya sudah tidak layak, yang miskin, yang rumahnya tidak layak, masyarakat yang pendidikannya bernilai kompetitif selevel nasional internasional. Masih banyak PR ya kita nggak boleh berpuas diri,” imbuhnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengungkapkan para pejabat harus banyak mendengar masukan dari masyarakat.
“Mungkin kita pimpinan, pemerintah, aparatur merasa ada banyak yang kita kerjakan artinya mungkin ada ketidakpuasan di masyarakat yang kita harus mendengarkan, keterbukaan menjadi penting kedepan. Jadi APBD ini milik bersama, APBD milik rakyat, kita harus mendengarkan apa yang dianggap tidak perlu oleh masyarakat, mana yang dianggap tidak penting, apa yang menjadi jeritan mereka, apa yang menjadi keluhan itu yang kita jawab. Jadi kita menjadi pendengar yang betul-betul APBD berbasis aspirasi saran keluhan masyarakat,” katanya.
“Ini kalau kita katakan begitu bukan berarti bahwa pemerintah belum sukses ya, kesuksesan kita berkelanjutan, sukses itu tidak ada batasnya, ada peningkatan, ada hasil, semakin meningkat lagi,” ujarnya.
Orang nomor dua di Kota Cilegon ini mengatakan kedepan APBD Cilegon perlu lebih terbuka lagi untuk diketahui oleh masyarakat.
“Mungkin APBD kita perlu lebih terbuka lagi, mereka (masyarakat) tahu kemana uang APBD kita, mungkin daftar kegiatan kita perlu di publish ke publik sehingga semua mengontrol apakah proyek kita berjalan maksimal, apakah speknya terlaksana dengan baik, pekerjaannya sesuai dengan anggaran mencegah penyimpangan. Mencegah penyimpangan penting bukan berarti kita banyak penyimpangan tetapi keterbukaan, kejujuran, kontrol, saran, kritik masyarakat perlu dibuka lebih luas lagi agar sekecil mungkin ada penyimpangan, ada pemborosan, ada ketidakefektifan, ada ketidaktepatan kita dalam membangun bisa diantisipasi,” tandasnya. (LUK/PBN)
Discussion about this post