ISRAEL-PALESTINA, BANPOS – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menegaskan, apa yang terjadi di Gaza saat ini merupakan bentuk krisis kemanusiaan. Begitu cepat kantong Palestina itu menjadi kuburan bagi anak-anak.
Untuk diketahui, serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 1.400 orang dan sedikitnya 200 orang tersandera. Hampir semuanya belum dibebaskan.
Menurut catatan Kementerian Kesehatan yang dijalankan Hamas di Gaza melaporkan, serangan balasan Israel ke Palestina sejak tanggal tersebut, telah mengakibatkan lebih dari 10 ribu orang kehilangan nyawa. Lebih dari 4.100 orang, merupakan korban anak-anak.
“Ratusan anak perempuan dan laki-laki tewas atau terluka setiap hari. Konflik ini sangat mengguncang dunia dan menghancurkan begitu banyak nyawa tak berdosa,” kata Guterres dalam konferensi pers, seperti dilansir BBC, Selasa (7/11/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Guterres mengulangi kecamannya terhadap tindakan Hamas, yang dinilainya telah melakukan aksi teror menjijikkan pada 7 Oktober 2023.
Guterres menyebut, Hamas telah menggunakan warga sipil sebagai tameng dan terus menyerang Israel.
“Tidak ada yang bisa membenarkan penyiksaan, pembunuhan, melukai dan penculikan warga sipil yang disengaja. Perlindungan warga sipil harus menjadi yang terpenting,” papar Sekjen PBB sejak 2017.
Eskalasi Meningkat
Guterres menyatakan keprihatinannya atas eskalasi permusuhan, akibat perang Israel-Gaza yang terus meningkat.
Dia pun mendesak komunitas internasional untuk mencegah meluasnya risiko konflik ke wilayah yang lebih luas.
“Kita sudah menyaksikan peningkatan eskalasi dari Lebanon dan Suriah, hingga Irak dan Yaman,” ujar Guterres.
Menurutnya, retorika kebencian ini harus dihentikan. Terlebih, tren antisemitisme dan kefanatikan anti-Muslim terus meningkat.
“Komunitas Yahudi dan Muslim di banyak belahan dunia, kini berada dalam kewaspadaan tinggi. Mereka mengkhawatirkan keselamatan dan keamanan pribadi,” papar Guterres.
Discussion about this post