JAWA BARAT, BANPOS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara DKI Jakarta menggelar Temu Daerah bertema “Revitalisasi Moral, Etika, dan Produktivitas Generasi Muda sebagai Generasi Emas dan Pemimpin Bangsa dalam Menjawab Tantangan Global di Bogor, Jawa Barat, pada 28-29 Oktober.
Acara tersebut digelar untuk mempromosikan kesadaran moral dan etika serta meningkatkan produktivitas generasi muda dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks sekaligus pergantian kepemimpinan koordinator daerah BEM Nusantara DKI Jakarta.
Acara itu dihadiri oleh berbagai delegasi BEM DKI Jakarta yang berkumpul untuk berbagi gagasan, pengalaman, dan strategi dalam upaya membangun generasi muda yang unggul dalam segi moral, etika, dan produktivitas.
Tema yang diangkat dalam acara ini menjadi cermin pentingnya kualitas kepemimpinan dan peran generasi muda dalam masa depan Indonesia.
Dalam kegiatan temu daerah itu, Rahmatul Fajri dari Universitas Islam Jakarta terpilih sebagai Koordinator Daerah BEM Nusantara DKI Jakarta yang akan menakhodai BEM Nusantara DKI Jakarta di periode yang baru.
Pada kesempatan itu, Rahmatul Faji menyampaikan dari tahun ke tahun degradasi Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat jelas.
Menurut dia, ekonomi, sosial, dan hukum mengalami penurunan yang sangat drastis yang mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada lembaga pemerintahan sudah pudar.
“Saya percaya ketika mahasiswa hukum, mahasiswa yang paham sosial, dan mahasiswa yang fasih meneliti perekonomian mampu bekerja sama secara kolektif dan kolegial dalam menghadapi gejolak keterpurukan ini, niscaya segala bentuk kezaliman dan keterpurukan bangsa bisa teratasi dengan cepat,” ujar Fajri.
Fajri juga mengungkapkan sangatlah tidak masuk akal ketika secara teritorial bangsa Indonesia sangat besar dan secara kekayaan alamnya bangsa Indonesia bisa dikatakan sebagai dapur dunia dan sangatlah tidak pantas ketika ekonomi kita sulit.
“Kemudian secara hukum bahwa negara kita sangat menjujung tinggi hukum itu sendiri dan sangatlah tidak pantas Ketika hukum hanya mengakomodir kepentingan sebagian pihak, kemudian secara sosial dan budaya kita mendapatkan pengakuan untuk berkerukan dalam berbagi macam perbedaan dan sangatlah tidak pantas Ketika rasisme terus diperthankan,” ucapnya.
Discussion about this post