JAKARTA, BANPOS – Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) meminta kepada PDIP, untuk move on dari luka lama, dan fokus bertarung gagasan.
Hal itu lantaran PDIP kerap mengungkit-ungkit masalah Gibran Rakabuming Raka dan juga Jokowi, yang dinilai telah mengkhianati partai berlambang banteng itu.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum PRIMA, Alif Kamal, mengajak kepada kader-kader PDIP untuk berkompetisi secara demokratis dengan mempertarungkan gagasan dan program di depan rakyat, daripada terus mengungkit luka lama.
“Tidak elok bagi mereka, karena PDIP juga bagian dari kekuasaan sebelumnya,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (29/10).
Menurut Alif, jika ingin bicara mengenai etika politik, PDIP harus berhati-hati. Sebab, lanjutnya, mereka juga tidak pernah mengeluarkan pembelaan apapun terhadap para aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang diburu dan ditangkap akibat peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli).
Padahal, kata dia, para aktivis tersebut turut memperjuangkan hak demokrasi PDIP yang dikekang oleh Orde Baru.
“Kalau mau hitung-hitungan luka lama, kami di PRIMA yang notebene disokong oleh para aktivis PRD juga tidak mendapat pembelaan dari Megawati pada peristiwa Kudatuli. Kawan-kawan kami banyak yang diburu dan ditangkap karena ikut memperjuangkan hak demokrasi mereka,” ungkapnya.
Alif mengatakan, saat ini PRIMA yang juga sudah tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju sudah memanaskan mesin di daerah-daerah.
Menurutnya, lebih baik PDIP juga melakukan hal yang sama daripada terus berpolemik dengan kekuasaan, padahal mereka juga ada di dalamnya.
“Jangan membicarakan keburukan diri sendiri di hadapan publik,” tandasnya. (DZH)
Discussion about this post