LEBAK, BANPOS – Selain perlengkapan keselamatan melaut yang minim, tingkat kesadaran para nelayan tradisional Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam pun disebut masih rendah. Namun kini, mereka sudah diwajibkan melengkapi diri dengan alat keselamatan melaut, khususnya jaket pelampung, sebagai antisipasi saat terjadi kecelakaan di laut.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lebak, Norman, mengatakan bahwa kini para
nelayan Binuangeun telah diwajibkan melengkapi pengamanan diri saat melaut.
"Saat ini gelombang perairan laut tidak terprediksi. Cuaca ekstrem lebih banyak terjadi sejak beberapa bulan ini. Sebagian nelayan sudah sadar. Dan para nelayan sudah kita instruksikan untuk melengkapi diri dengan alat pengaman life jacket saat mau berlayar," ujarnya, Senin (25/9).
Menurut Norman, dengan perlengkapan tersebut, nelayan lebih besar potensi keselamatannya jika
dibandingkan dengan tidak menggunakan rompi pengamanan.
"Iya ini penting, minimal jika terjadi hal yang tak diinginkan di tengah lautan saat mencari ikan, ia tak akan tenggelam karena akan mudah mengapung dan mudah mendapat pertolongan," terangnya.
Salah seorang nelayan di Binuangeun, Wahyu, mengaku ia dan kawan-kawan sudah melengkapi fasilitas
kapal motornya dengan jacket dan pelampung.
"Iya mungkin ini baru kami lakukan, juga beberapa nelayan lain juga sudah memakai life jacket. Benar juga sih ini penting buat keselamatan kita juga," jelasnya.
Sementara nelayan lain yang saat datang mendarat tak terlihat memakai jacket pengaman, saat ditanya
BANPOS mengaku hanya karena tidak leluasa bergerak.
"Sebenarnya karena kita tidak terbiasa dengan memakai jaket gitu. Kaya pakai motor gak pakai helm, kan kadang tak semua pakai juga kan gitu. Apalagi saat di tengah laut biasanya cuaca panas, jadi kalau pakai jaket gitu gerah, lagian jaketnya terlalu tebal dan tidak leluasa bergerak. Tapi sekarang diwajibkan dan memang sih jaket itu penting juga untuk keselamatan," ungkapnya. (WDO/DZH)
Discussion about this post