BANTEN, BANPOS – Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) memiliki peran krusial dalam pembangunan daerah di Indonesia, termasuk provinsi Banten. Sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, OMS berperan sebagai agen perubahan yang dapat memperjuangkan kepentingan dan hak-hak warga di tingkat lokal. OMS turut membantu pemerintah dalam mewujudkan program pembangunan yang berdampak positif bagi masyarakat. Kolaborasi antara OMS dan pemerintah menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Kondisi OMS di Indonesia dan Banten menunjukkan keberagaman. Ratusan bahkan ribuan OMS aktif beroperasi di berbagai bidang, mulai dari lingkungan, hak asasi manusia, pendidikan, kesehatan, hingga pembangunan infrastruktur. Namun, keberadaan OMS juga dihadapkan pada tantangan. Mulai dari masalah kapasitas, akuntabilitas dan legitimasi.
Beberapa OMS bekerja dengan baik untuk memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat. Namun, ada pula OMS yang berfokus pada kepentingan pribadi atau golongan tertentu, bahkan ada yang melakukan tindakan radikal yang mengganggu ketertiban masyarakat.
Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi mengatakan, hadirnya Ormas di tengah masyarakat dan pemerintah harus senantiasa dilibatkan di setiap kondisi dan persoalan. Menurutnya, dengan adanya organisasi-organisasi yang menjadi wadah bagi masyarakat bisa mempermudah komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
“Pemerintah itu wajib dikritik. Saya (Wabup) dan ibu Bupati hanya memiliki dua mata dan dua telinga. Kritik yang hadir adalah sebagai informasi bagi kami,” kata Ade pada sambutan pembukaan Festival OMS Lebak.
Ade menjelaskan, salah satu hal yang terwujud berkata kritik dari masyarakat ialah saat dirinya menerima audiensi dari organisasi massa yang melakukan aksi demonstrasi didepan gedung kantor bupati.
Saat itu, ia memanggil sejumlah perwakilan massa aksi yang mana dimintai kritik dan ide gagasan untuk solusi yang direkomendasikan.
“Ya, kritiknya bukan kebencian namun kecintaan untuk membangun. Salah satunya ialah Bayah Dome yang saat ini ada adalah hasil dari kritik dan gagasan salah satu mahasiswa asal Lebak,” tandasnya.
Discussion about this post