SERANG, BANPOS – Sebanyak 13 rumah di Kota Serang roboh akibat cuaca ekstrem selama Desember-Januari. Jumlah tersebut bertambah 6 kasus dalam kurun waktu dua minggu.
Sementara, Pemkot Serang telah menganggarkan sebesar Rp35 juta per rumah yang roboh. Sejauh ini, baru 10 rumah roboh yang menjadi prioritas bantuan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kota Serang, Eva Hasanah, menuturkan bahwa selain karena faktor cuaca ekstrem, buruknya kondisi bangunan juga menjadi penyebab banyaknya kasus rumah roboh.
“Pemicunya dari hujan lebat dan angin. Selain itu, karena kondisi rumah yang memang sudah lapuk, jadi penyangganya enggak kuat. Sehingga ketika terkena hujan deras mudah roboh,” katanya, Jumat (31/1).
Menurut Eva, laporan per 10 Januari sejak masuknya musim hujan ekstrem pada Desember lalu, terdapat sebanyak 7 kasus rumah roboh. Sementara terjadi penambahan enam kasus yaitu 5 di Kecamatan Kasemen dan satu di Kecamatan Serang.
“Memang yang paling banyak itu berada di Kecamatan Kasemen. Karena disana kalau dilihat, kondisinya itu pondasi batanya berasal dari batu bata mentah,” ujarnya.
Menurut Eva, pihaknya telah meminta kepada aparatur pemerintah di tingkat RT, RW dan kelurahan agar dapat melakukan pendataan terhadap kondisi rumah yang memprihatinkan di wilayah tempat mereka memimpin.
“Catatan dari RT bisa diajukan baik melalui tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), program keluarga harapan (PKH) atau melalui kelurahan. Jangan sampai nunggu kejadian dulu. Harusnya RT itu jeli, biar RTLH tepat sasaran,” katanya.
Eva pun mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa waspada. Karena berdasarkan informasi dari BMKG, curah hujan masih cukup tinggi di wilayah Kota Serang.
“Karena memang pemilik rumah rumah yang lebih tau. Apabila kondisi rumah kurang baik, diperbaiki. Kalau memang kurang kuat pakunya, yah diperkuat, atau harus di topang dulu dengan kayu untuk sementara,” jelasnya.(DZH/AZM)
Discussion about this post